Sukses

5 Rahasia Mengelola Keuangan Sebagai Freelancer

Freelancer adalah orang yang menjual barang atau jasa secara perorangan, dan mendapatkan penghasilan dari kegiatan itu.

Liputan6.com, Jakarta Salah satu hobi saya adalah datang ke kafe. Duduk santai, ditemani minuman dan makanan kecil. Saya suka duduk sambil berpikir, membaca atau browsing di laptop atau tablet.

Kadang enggak kenal waktu, malam-malampun kalau sedang tidak bisa tidur, saya pergi ke kafe 24 jam, dan duduk santai di situ. Kadang pagi pun kalau waktu memang kosong, saya pergi juga ke kafe, duduk santai menikmati waktu dan melihat orang yang mau pergi kerja datang untuk sarapan.

Yang lucu, dalam 5-10 tahun terakhir, saya melihat makin banyak orang datang ke kafe bukan untuk duduk santai seperti saya atau sekedar mengobrol dengan teman, tapi untuk bekerja.

Banyak dari mereka datang, pesan minum atau makanan kecil, lalu membuka laptop kemudian ketak-ketik ketak-ketik atau browsing hingga berjam-jam. Kalau satu hari kerja di kantor ada 8 jam kerja, mungkin orang-orang ini bisa menghabiskan sekitar 3-4 jam dalam sehari di kafe, kadang lebih.

Orang-orang ini, kebanyakan berprofesi sebagai freelancer.

Apa itu freelancer? Freelancer adalah orang yang menjual barang atau jasa secara perorangan, dan mendapatkan penghasilan dari kegiatan itu. Bahasa Indonesianya: Pekerja Mandiri.

Tapi, karena istilah freelancer ini sudah terlanjur banyak digunakan, saya akan pakai istilah itu. Contoh orang-orang seperti ini biasanya mereka yang berprofesi sebagai desainer web, fotografer, konsultan sosial media, MC, penjual barang, dan banyak lagi yang lainnya.

Dari segi organisasi, seorang freelancer biasanya bekerja sendiri. Kalaupun punya asisten, biasanya tidak banyak, mungkin cuma 1-2 orang. Prinsipnya, dia tidak punya organisasi usaha yang berbadan hukum seperti PT atau CV.

Kalaupun dia punya PT atau CV, itu paling cuma formalitas saja, karena kadang-kadang kliennya hanya mau berurusan dengan badan hukum seperti PT atau CV. Dari segi penghasilan, enaknya seorang freelancer adalah bahwa Anda bebas menentukan sendiri berapa banyak penghasilan yang Anda inginkan.

Biasanya sih, dari target penghasilan tadi, baru Anda bisa menentukan seperti apa rencana kerja Anda untuk bisa mencapai target yang sudah Anda tetapkan. Nah, sebagai seorang freelancer, Anda tidak cukup hanya tahu tentang bagaimana cara mendapatkan uang, Anda juga harus tahu tentang bagaimana mengelola pengasilan yang Anda dapatkan.

Jelasnya, Anda harus tahu tentang bagaimana mengelola keuangan. Bagaimana caranya? Ada 5 kiat yang harus Anda lakukan.

Atur Cashflow

Atur Cashflow

Penghasilan seorang freelancer itu tidak tetap, kadang dapat, kadang gak. Kalaupun dapat, angkanya juga seringkali tidak selalu sama tiap bulan. Sementara, pengeluaran Anda tiap bulan biasanya tetap.

Jadi mengatur cashflow di sini adalah bahwa Anda harus bisa mengatur sedemikian rupa bagaimana caranya agar pengeluaran-pengeluaran Anda yang banyak itu tiap bulan bisa terbayar dari pemasukan-pemasukan Anda yang tidak tetap itu.

Bagaimana caranya? Dengan membuat perkiraan cashflow selama 1-2-3 bulan ke depan. Perkirakan dengan baik kapan Anda akan mendapatkan penghasilan dan kapan Anda akan menggunakan penghasilan tersebut untuk membayar setiap pos pengeluaran.

Ini memang tidak mudah, apalagi Anda sebetulnya masih belum tahu persis kapan Anda benar-benar akan mendapatkan penghasilan. Tetapi memiliki asumsi berupa perkiraan - walaupun salah - masih jauh lebih baik daripada tidak ada perkiraan sama sekali.

Jadi penting sekali buat Anda untuk membuat perkiraan cashflow supaya Anda bisa tahu kapan saja Anda harus membayar pengeluaran dan apakah Anda punya uang tunai yang cukup untuk membayar pengeluaran-pengeluaran itu

penghasilan

Stabilkan Penghasilan

Sebagai seorang freelancer, penghasilan Anda seringkali tidak tetap. Tidak tetap di sini pertama biasanya adalah bisa saja tidak tetap dapat penghasilannya. Misalnya, bulan pertama dapat, bulan kedua dapat, bulan ketiga tidak dapat, bulan keempat dan kelimat dapat, dan seterusnya.

Selain tidak tetap dapatnya, bisa juga tidak tetap dalam soal angkanya. Jadi, mungkin tiap bulan Anda dapat penghasilan, tapi angkanya naik-turun. Nah, apa yang harus Anda lakukan sekarang adalah dengan berusaha supaya Penghasilan yang Anda dapatkan setiap bulan bisa stabil.

Stabil di sini berarti minimal tiap bulan Anda harus dapat penghasilan. Kedua, sebagai freelancer memang penghasilan Anda pasti naik turun. Tapi, usahakan supaya rentang naik turunnya tidak begitu jauh.

Jadi, dengan begitu, Anda bisa dengan mudah melakukan perkiraan berapa rata-rata jumlah yang Anda dapatkan setiap bulannya dalam 6-12 bulan ke depan. Bagaimana caranya? Dengan terus aktif melakukan kegiatan seperti promosi, public relation, marketing, networking atau apapun sehingga setiap bulan akan ada saja yang order ke Anda.

Ketahuilah, menjadi freelancer bukan berarti Anda bisa cukup ongkang-ongkang kaki menunggu order datang. Anda yang harus keluar memasarkan diri Anda. Dengan begitu, akan ada orang yang terus menerus kasih order ke Anda.

Yah, mungkin di bulan-bulan pertama hasilnya tak akan langsung keliatan, tapi kalau Anda fokus dan konsisten, saya pikir setelah beberapa bulan pasti akan terlihat hasilnya. Stabilkan Penghasilan Anda.

Pengeluaran



Kendalikan pengeluaran

Seorang freelancer punya 2 macam pengeluaran: pengeluaran bisnis dan pengeluaran pribadi. Kedua pengeluaran ini akan Anda bayar dari penghasilan yang Anda dapatkan.

Bicara pengeluaran bisnis, mungkin akan ada pengeluaran yang bisa menghabiskan dana yang cukup besar seperti lobi/networking. Misalnya makan di kafe atau restoran dengan calon klien. Enggak hanya makan, tapi juga entertaint klien, seperti karaoke.

Bagaimana dengan pengeluaran pribadi? Ada satu hal yang Anda harus hati-hati, yaitu pengeluaran pribadi yang berhubungan dengan biaya kesehatan, seperti sakit dan terpaksa harus ke dokter atau dirawat di RS. Ingat, Anda kan bukan Karyawan yang kalau sakit pasti dibayari kantor.

Anda harus bayar sendiri. Saran saya, daripada Anda pakai uang sendiri, mending Anda ambil deh asuransi kesehatan. Jadi kapanpun Anda sakit dan harus dirawat di RS, asuransilah yang akan membayari pengeluaran itu.

Selalu miliki uang tunai

Risiko terbesar seorang freelancer adalah ketika dia tidak bisa mendapatkan Penghasilan dalam satu bulan. Atau bisa saja dia dapat order tapi gak langsung dibayar. Nah, kalau dia tidak dapat order, cashflow-nya bisa terganggu, dan ada kemungkinan dia gak bisa bayar pengeluaran-pengeluarannya di bulan itu.

Itulah kenapa seorang freelancer juga harus punya uang tunai yang cukup untuk berjaga-jaga kalau dia sedang sepi. Sedang tidak dapat penghasilan. Dengan memiliki uang tunai, Anda bisa berjaga-jaga dari kemungkinan sepi transaksi pada bulan tertentu.

Dari mana uang tunai itu bisa Anda dapat? Pertama, dari tabungan Anda sendiri kalau ada. Kedua, bisa juga dari penghasilan yang pernah Anda dapatkan. Jadi kalau Anda dapat Penghasilan, ya jangan dihabiskan semua, sisihkan sebagian untuk cadangan uang tunai Anda.

Kalau perlu, miliki target untuk punya uang tunai sebanyak 3-6 bulan pengeluaran bulanan Anda. Jadi kalau Anda sedang sepi transaksi selama - parah-parahnya nih - 3-6 bulan ke depan, Anda bisa tetap membayar Pengeluaran Anda.

Sebagai freelancer, penghasilan Anda memang tidak tetap. Tapi yang penting, jangan sampai Anda tidak bisa membayar pengeluaran tetap Anda. Selalu miliki uang tunai.

Investasi



Lakukan investasi

Sebagai freelancer, makin banyak orang beli barang dan jasa Anda, makin besar penghasilan Anda. Nah, besarnya penghasilan ini memungkinkan Anda untuk juga berinvestasi dengan angka yang besar tiap bulannya.

Sebagai freelancer, maka investasi yang harus Anda lakukan itu ada 3: alat, pengetahuan & keterampilan, dan uang. Apa yang dimaksud investasi alat? Ya kalau Anda penyanyi, Anda mungkin sebaiknya punya mic sendiri. Kalau Anda pekerja kreatif, Anda mungkin harus punya laptop sendiri.

Prinsipnya, jangan ragu untuk berinvestasi pada alat-alat yang bisa menunjang profesi Anda. Investasi pengetahuan dan keterampilan juga penting. Kalau Anda freelancer yang suka jual barang-barang impor, coba deh sering-sering ikuti seminar yang membahas tentang impor.

Kalau Anda musisi, sering-sering deh ikut kursus tentang musik, biar Keterampilan Anda juga bertambah. Nah, dalam Investasi uang, maka tiap kali dapat penghasilan, masukkan sebagian uang Anda ke investasi, apapun itu. Bisa emas, reksa dana, atau saham misalnya.

Nanti kalau jumlahnya sudah agak banyak, pelan-pelan Anda bisa belikan properti itu. Ingat, Kekayaan seseorang dilihat dari jumlah investasinya, bukan besar penghasilannya. Jadi berapapun penghasilan yang Anda dapat sebagai seorang freelancer, belikan produk investasi.

Itu saja dari saya kali ini. Selamat mengelola keuangan.

Safir Senduk & Rekan
Telepon: (021) 2783-0610
HP: 0818-770-500 (Dala Rizfie-Manajer)
Twitter/Instagram: @SafirSenduk

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini