Sukses

67 Persen Bos Perusahaan di AS Minta Trump Setop Main Twitter

Banyak bos-bos perusahaan besar di Amerika Serikat yang tak setuju Presiden Donald Trump berkicau di sosial media.

Liputan6.com, Jakarta Banyak bos-bos perusahaan besar di Amerika Serikat yang tak setuju Presiden Donald Trump berkicau di sosial media. Bagi mereka, itu mempengaruhi iklim usaha di Amerika Serikat.

Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Duke University, 67 persen Direktur Keuangan perusahaan yakin bahwa Trump bisa meningkatkan iklim usaha jika dia berhenti berkicau di Twitter. Survey itu dilakukan terhadap 350 Direktur Keuangan atau Chief Financial Officer, seperti dilansir dari CNN, Kamis (16/3/2017).

Sudah jelas bahwa Trump sering menggunakan Twitter dan dinilai cukup bawel, baik cuitannya itu berupa ancaman untuk perusahaan seperti general Motors, Ford hingga Boeing atau menawarkan petunjuk tentang kebijakan dan peringatan Korea Utara. Itu membuat petinggi perusahaan gugup.

"Para direktur keuangan sudah jelas tidak suka fluktuasi dan ketidakpastian yang disebabkan dari bagaimana Presiden Donald Trump berkomunikasi dengan publik," kata Profesor Keuangan dan Direktur Survey di Duke University, John Graham dalam pernyatannya.

Beberapa cuitan Trump bahkan menyebabkan gejolak di pasar saham. Minggu lalu misalnya, saham bioteknologi dan obat-obatan terpukul setelah Trump berjanji akan menurunkan harga obat-obatan.

Trump jelas menyukai Twitter, yang bisa membuat dia memangkas media tradisional untuk menyentuh warga Amerika Serikat.

Bahkan, hanya beberapa jam setelah survey ini keluar, Presiden Donald Trump kembali muncul di Twitter dan mengatakan bahwa sebenarnya CEO lebih optimistis.

"CEO lebih optimistis sejak 2009. Akan jauh lebih baik jika kita melanjutkan untuk memangkas regulasi dan kita mulai pemotongan pajak," kata Trump di twitternya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini