Sukses

Ruas Tol Ini Jadi Target Utama Penggunaan Uang Elektronik

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menargetkan seluruh gerbang tol dapat melayani transaksi menggunakan uang elektronik

Liputan6.com, Jakarta Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menargetkan seluruh gerbang tol dapat melayani transaksi non tunai menggunakan uang elektronik lintas perbankan pada 2017. Ruas jalan tol Jabodetabek dan Cikopo-Palimanan (Cipali) menjadi sasaran utama penerapan kebijakan tersebut.

"Semua jalan tol di Indonesia 100 persen, gerbangnya bisa menerima pembayaran tol dari uang elektronik. Termasuk jalan tol baru harus bisa melayani non tunai," kata Kepala BPJT, Herry Trisaputra Zuna saat wawancara khusus dengan Liputan6.com, Jakarta, Senin (20/3/2017).

Dia menjelaskan, pemerintah, Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), dan Bank Indonesia (BI) membuka peluang integrasi pembayaran tol non tunai kepada seluruh bank yang menerbitkan e-money. Dengan demikian, satu mesin (electronic data capture) EDC di gardu tol bisa di tap pengguna multibank.

"Satu mesin bisa di tap uang elektronik perbankan mana saja. Uang elektroniknya bisa digunakan untuk moda transportasi lain, seperti busway, tidak harus beli kartu e-toll sehingga memudahkan dan membuat nyaman pengguna. Cuma uang elektronik ya, debet belum bisa," dia menerangkan.

Herry mengatakan, penggunaan uang elektronik secara menyeluruh dan bertahap hingga akhir tahun ini. Diakuinya, penetrasi penggunaan non tunai di jalan tol seluruh Indonesia baru 23 persen. Rata-rata di ruas tol Jabodetabek menjangkau 25 persen, bahkan di ruas tertentu yang tertinggi 34 persen.

"Penetrasi ini harus makin meningkat menuju 100 persen, seperti naik commuter line kan sudah elektronik semua. Kita dorong dan memberi perhatian lebih di ruas Jabodetabek karena volume transaksi tol besar," tegas Herry.

Menurutnya, investasi penggunaan uang elektronik di jalan tol secara penuh 100 persen dilakukan pihak perbankan dan badan usaha. "Di tol Cikopo misalnya ada BCA, badan usaha yang menginvestasikan alatnya. Kalau kartu dari perbankan ya, nilanya tidak sampai triliunan rupiah lah. Syarat beroperasinya jalan tol kan harus bangun gerbang tolnya juga, jadi tidak ada masalah dari sisi biaya," tukas Herry.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini