Sukses

Mitos atau Fakta Seputar Asuransi

Tidak hanya perlindungan, sudah banyak produk asuransi yang menawarkan program perlindungan sekaligus investasi.

Liputan6.com, Jakarta - Proteksi diri merupakan salah satu hal yang harus dimiliki oleh setiap orang, tidak hanya melindungi Anda dari bahaya yang akan menimpa jasmani atau aset yang dimiliki, proteksi seperti asuransi juga dapat melindungi Anda dari kerugian keuangan yang terlalu besar.

Tidak hanya perlindungan, sudah banyak produk asuransi yang menawarkan program perlindungan sekaligus investasi, yang mana artinya sesuai dengan jangka waktu yang telah disetujui pada awal perjanjian, pihak tertanggung berhak mendapatkan sejumlah uang hasil akumulasi dari premi yang telah dibayar kepada pihak penanggung.

Walau begitu, masih banyak orang yang enggan membeli asuransi karena pemahaman yang salah atas cara kerja asuransi. Tidak heran mitos-mitos tersebut membuat sebagian orang kehilangan kesempatan yang baik.

Sebelum memutuskan untuk tidak membeli asuransi karena mitos, sebaiknya luruskan dulu anggapan Anda mengenai asuransi. Berikut adalah mitos-mitos salah mengenai asuransi seperti dikuti Cermati.com:

1. Asuransi= Tukang Tipu

Banyak orang beranggapan bahwa asuransi merupakan perusahaan yang bertujuan untuk memanipulasi dan menipu uang kita. Asumsi ini kerap timbul dari rasa kekecewaan pelanggan dan trauma terhadap sebuah perusahaan asuransi tertentu. Akibatnya, timbullah generalisasi bahwa semua perusahaan asuransi sama saja.

Faktanya, semua perusahaan asuransi sama sekali tidak bermaksud dan bertujuan untuk menipu nasabah mereka. Akan tetapi, ada saatnya di mana beberapa agen representatif yang bermain-main dan menyalahi pakem yang sudah ditetapkan oleh perusahaan asuransi.

Misalnya, saat seseorang hendak membuka sebuah polis asuransi, kadang agen representatif tidak memberikan penjelasan yang rinci dan menyeluruh mengenai syarat dan ketentuan yang berlaku dalam proses pembukaan polis asuransi dan menyebabkan miskomunikasi antara nasabah dan agen asuransi.

Miskomunikasi inilah yang akhirnya memicu stereotype negative mengenai perusahaan asuransi. Menurut Deny Kosasih, seorang Regional Agency Manager di sebuah perusahaan asuransi, kasus penyelewengan yang dilakukan oleh beberapa agen representatif yang nakal ini bisa dicegah dengan melakukan seleksi ketat bagi mereka yang ingin menjadi agen representatif sebuah perusahaan asuransi.

Dengan melakukan seleksi berkualitas tinggi, maka pribadi yang berkapabilitas sajalah yang dapat menjadi agen representatif sehingga berangsur-angsur, citra negatif perusahaan asuransi dapat membaik.

2. Sehat sehingga tidak memerlukan asuransi

Tidak sedikit orang yang mempunyai anggapan bahwa memiliki asuransi adalah kebutuhan orang yang sakit. Padahal jika telah mengidap suatu penyakit tertentu, anda harus membayar premi yang lebih mahal dibandingkan saat masih sehat.

Bahkan ada beberapa perusahaan asuransi yang enggan menanggung penyakit yang telah diderita oleh pelanggannya jika penyakit tersebut telah ada sebelum ia bergabung dengan asuransi.

Terlebih lagi, Anda tidak akan mengetahui kapan penyakit atau kecelakaan akan menyerang Anda. Oleh karena itu, sebaiknya lindungi diri sebelum musibah terjadi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Belum butuh asuransi

3. Masih muda sehingga belum memerlukan asuransi

Semakin muda Anda bergabung dengan asuransi, semakin murah premi yang harus dibayar. Selain itu, jika program asuransi ada yang menawarkan fasilitas investasi sekaligus proteksi diri, semakin muda akan bergabung, semakin banyak akumulasi dana yang akan terkumpul nantinya.

Usia tidak menentukan kondisi tubuh yang prima, banyak orang yang sudah berusia lanjut masih sehat dan ada juga orang yang masih muda tetapi mengidap penyakit kronis. Karena usia bukanlah jaminan seseorang untuk sehat, sebaiknya Anda memiliki asuransi untuk proteksi diri.

4. Investasi pribadi lebih baik dibandingkan asuransi

“Insurance is the mother of all investments” adalah suatu ungkapan yang menunjukkan bahwa mitos bahwa investasi pribadi lebih baik adalah anggapan yang salah. Investasi bertujuan untuk menambah kekayaan atau aset yang Anda miliki.

Tetapi peningkatan tersebut akan percuma jika tidak dilindungi. Asuransi dan investasi seharusnya berjalan berbarengan, dengan begitu, aset yang meliputi barang berharga hingga kesehatan Anda, akan tetap terproteksi.

5. Sesuaikan produk asuransi dengan kebutuhan yang Ada

Tidak ada asuransi yang percuma, hanya saja belum tentu seluruh produk asuransi akan sesuai dengan kebutuhan Anda. Asuransi terdiri dari berbagai macam, contohnya asuransi kesehatan, asuransi kendaraan, properti, pendidikan hingga asuransi jiwa. Prioritaskan asuransi yang sesuai dengan kebutuhan yang ada sekarang agar Anda tidak merasa asuransi tidak berguna.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.