Sukses

Menteri Susi Minta Prancis Hilangkan Tarif Impor

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menuturkan, tarif impor negara Eropa relatif tinggi sehingga produk perikanan sedikit masuk.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Susi Pudjiastuti meminta Prancis membebaskan impor tarif produk perikanan Indonesia. Hal tersebut sebagaimana perlakuan Prancis kepada negara-negara lain.

"Saya menginginkan Prancis bisa melakukan kebijakan impor tarifnya untuk dihapuskan. Apa bedanya kita dengan Vietnam, Papua Nugini, Timor Leste," kata dia Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Jakarta, Rabu (28/3/2017).

Apalagi, kata Susi, Indonesia telah memerangi tindak pencurian ikan. Langkah pemerintah Indonesia ini sejalan dengan Paris Agreement terkait dengan upaya menghadapi perubahan iklim. Menurut Susi, wajar bagi Indonesia menerima apresiasi seperti pembebasan tarif impor.

"Bahkan 2 tahun terakhir ini memerangi ilegal fishing, yang mana itu inline dan related Paris Agreement. Yang mana Paris Agreement tentang climate change, 70 persen dari planet kan laut. Kalau lautnya kita jaga sumber ikan naik, kita juga mencegah perubahan climate change yang ekstrim," jelas Susi.

Susi mengatakan, tarif impor untuk negara-negara Eropa relatif tinggi. Tak heran, produk perikanan Indonesia yang masuk ke sana relatif sedikit. Ini berbeda dengan negara lain seperti Amerika Serikat (AS) dan Jepang.

"Dan impor tarif Eropa tinggi sekali, beberapa jenis, ada yang 15 persen,26 persen, ada 35 persen, untungnya berapa. Makanya produk ikan kita masuk Eropa dikit. Lebih banyak masuk Amerika, Jepang. Amerika sudah kasih bebas banyak," ungkap Susi.

Susi juga beralasan, Indonesia juga berkontribusi besar dalam menjaga pasokan tuna dunia. Susi bilang, mayoritas tuna berasal dari Indonesia.

"Mudah-mudahan Mr Hollande (Presiden Prancis) tergerak hatinya bahwa Indonesia perang habis-habisan. Sudah menjaga tuna dunia. 68 persen tuna dunia berasal dari Laut Banda. Laut Banda-nya sudah tidak ada yang rusak berarti kita menjaga tuna dunia. Wajarlah kita nuntut apresisi," ujar Susi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.