Sukses

Sri Mulyani Dapat Penghargaan Upakarti Artheswara Adhikarana

Sebelumnya, Majalah Keuangan Hong Kong, Finance Asia, juga menobatkan Sri Mulyani menjadi Menteri Keuangan terbaik pada 2017.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati menerima penghargaan Upakarti Artheswara Adhikarana dari Universitas Negeri Semarang (Unnes). Penghargaan ini diberikan atas keutamaan dan keunggulan sebagai penanggungjawab keuangan negara.

Pemberian penghargaan merupakan rangkaian peringatan Dies Natalis ke 52 Universitas Negeri Semarang yang diadakan di Auditorium Unnes, Kamis (30/3/2017).

Dikutip dari laman Kementerian Keuangan, Kamis ini, sebagai Menkeu, penghargaan tersebut diberikan kepada Sri Mulyani atas jasanya sebagai pelopor reformasi birokrasi dalam kementerian yang dipimpinnya. Kementerian Keuangan menjadi kementerian yang bersih, transparan, dan berintegritas.

Lebih lanjut pihak Unnes juga menilainya sebagai sosok arsitek kebijakan ekonomi pada beberapa masa kepresidenan. Kiprah pemikiran serta kebijakannya tidak hanya diakui di Indonesia, tetapi juga di dunia internasional.

Sebagai informasi, Unnes juga memberikan penghargaan kepada tokoh-tokoh berprestasi dari beberapa bidang, yaitu Emil Salim sebagai penerima Upakarti Mandala Bumi Adisajjana, Habib Lutfi bin Yahya menerima Upakarti Reksa Bhinneka Adhikarana, Ki Enthus Susmono menerima Upakarti Reksa Manggala Budaya, dan Christian Hadinata menerima Upakarti Krida Adhikarana.

Sebelumnya, Majalah Keuangan Hong Kong, Finance Asia, juga menobatkan Sri Mulyani menjadi Menteri Keuangan terbaik pada 2017. Penghargaan ini diberikan atas penilaian kerja Sri Mulyani yang dianggap memiliki reputasi bintang dan etos kerja yang gigih. Finance Asia juga menggarisbawahi keberhasilan Sri Mulyani memperbaiki sistem perpajakan Indonesia lewat program pengampunan pajak atau tax amnesty.

Dilansir dari financeasia.com, Senin (27/3/2017), Sri Mulyani dinilai mampu memperbaiki kondisi keuangan Indonesia yang menurun pada enam bulan pertama 2016. Sejak kembali duduk di kabinet pemerintahan, ia mampu mengurangi target defisit fiskal yang tadinya dikhawatirkan menembus angka 3 persen.

"Di enam bulan pertama 2016, pemerintah Indonesia kewalahan. Pendapatan pemerintah turun 5 persen dan kemungkinan adanya defisit fiskal hingga 3 persen tampak nyata. Namun setelah Sri Mulyani duduk di kursi Menteri Keuangan, pemerintah mampu memperbaiki keadaan hingga pada akhir 2016 defisit fiskal hanya 2,5 persen dari PDB," tulis laporan tersebut.

Keberhasilan tax amnesty juga menjadi penilaian plus tersendiri atas kerja keras Sri Mulyani sebagai menteri keuangan. Pada akhir 2016, sebanyak Rp 103 triliun pengembalian pajak mampu dikumpulkan dengan adanya program ini. Angka tersebut jauh melebihi proyeksi Bank Indonesia. (Fik/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.