Sukses

Warga Papua Kini Bisa Mengekspor Langsung Hasil Pertaniannya

PT Pelindo IV berupaya mendatangkan kapal asing untuk bisa memfasilitasi ekspor langsung dari Papua.

Liputan6.com, Jakarta Masyarakat Papua kini bisa mengekspor langsung hasil pertanian dari wilayahnya. Ini setelah PT Pelindo IV sukses memfasilitasi ekspor langsung 100 kontainer komoditas hasil hutan Provinsi Papua ke China.

Direktur Utama Pelindo IV Doso Agung mengatakan, perseroan berupaya mendatangkan kapal asing untuk bisa memfasilitasi ekspor langsung dari Papua sehingga bisa mendorong perekonomian wilayah tersebut.

"Ekspor langsung ini dilakukan untuk mendorong perekonomian daerah kelolaan pelabuhan PT Pelindo IV ke sejumlah negara. Kegiatan ekspor langsung ini akan kita dorong terus, terutama di pelabuhan kelolaan PT Pelindo IV," kata Doso dalam keterangan tertulis, Jakarta, Selasa (11/4/2017).

Pelindo IV, kata dia, berencana mendatangkan kapal langsung dari Australia ke Papua. Langkah ini salah satunya untuk membuka pasar rumput laut.

"Ini akan kami coba ke depan dengan membuka pasar rumput laut melalui ekspor langsung nantinya," imbuh dia.

Gubernur Provinsi Papua Lukas Enembe berharap kegiatan ekspor langsung mampu membuka pasar sehingga Papua bisa lebih dilirik investor. Lukas  juga meminta ekspor langsung tidak hanya mengangkut komoditas hasil hutan berupa kayu, namun juga komoditas lain di Papua seperti kopi, coklat serta sektor perikanan.

"Saya kira ini kesempatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Papua. Dengan kekayaan komoditi di Papua menunjukkan kami tidak miskin," terang dia.

Di samping itu, dalam rangka menjamin ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga semen dan pupuk di Papua, Pelindo IV telah melakukan perjanjian kesepahaman bersama PT Semen Tonasa dan PT Pupuk Kaltim. Dengan perjanjian ini, maka pasokan semen dan pupuk melalui rute Makassar-Jayapura.

"Kami telah merintis rute reguler pelayaran baru Makassar-Papua-Makassar sehingga tidak perlu mutar lagi ke Surabaya. Jadi akan ada efisiensi harga sekitar 15 persen," ungkap Doso.

Dia menuturkan, rute baru tersebut akan menekan penghematan 40 persen tarif logistik tanpa harus melalui Semarang dan Surabaya dengan waktu empat sampai lima hari.

"Tentu saja kalau memutar ke Semarang dan Surabaya ongkos selama empat lima hari itu biayanya besar dibanding dengan rute langsung," tandas Doso.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.