Sukses

AS Tertarik Tingkatkan Kerja Sama Bilateral dengan RI

Pemerintah Trump menilai kerja sama multilateral tidak banyak memberikan keuntungan bagi AS.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P Roeslani menyatakan, pemerintah Amerika Serikat (AS) tengah mengurangi kerja sama perdagangan secara multilateral dengan banyak negara. Hal ini merupakan salah satu kebijakan yang diterapkan oleh Presiden Donald Trump.

Namun demikian, lanjut Rosan, AS sangat tertarik untuk meningkatkan kerja sama secara bilateral dengan Indonesia. Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Wakil Presiden AS Mike Pence saat bertemu dengan para pengusaha Indonesia yang tergabung dalam Kadin.‎

‎"Tadi sempet ada pembicaraan bilateral. Ada lima orang yang dipanggil untuk langsung bertemu dengan Wapres AS. Kami diskusi terutama untuk perdagangan dan investasi. Salah satunya yang sangat penting disampaikan dari permintaan Presiden Trump adalah multilateral field trade mereka tidak tertarik, kalau untuk bilateral field trade mereka itu sangat tertarik dan arahnya ke depan ke sana," ujar dia di Hotel Shangri La, Jakarta, Jumat (21/4/2017).

Menurut Rosan, pemerintah Trump menilai kerja sama multilateral tidak banyak memberikan keuntungan bagi AS. Namun jika kerja sama dijalin secara bilateral, maka akan lebih banyak kepentingan-kepentingan AS yang bisa terakomodasi.

"Karena pandangan mereka dengan bilateral field trade ini akan bisa lebih win-win. Karena membawa kepentingan masing-masing negara. Ini akan dimulai pembicara formal dan informal untuk ke arah bilateral field trade agreemant Indonesia-AS," kata dia.

Sementara terkait perintah eksekutif pemerintah AS yang memasukkan Indonesia ke dalam daftar negara penyebab defisit necara perdagangannya, Rosan menyatakan hal tersebut tidak dibahas dalam pertemuan tersebut.

"Tadi juga kita bahas mengenai perdagangan. Perdagangan antara Indonesia dan AS itu, AS defisit tapi sebetulnya hanya diperdagangan barang. Kalau dari jasa kita yang defisit karena lebih US$ 3 miliar. Sedangkan jasa ini makin lama makin berkembang jadi kita minta mereka lihat dari sisi jasanya jaga. Tidak semata melihat dari segi perdagangan barang saja," tandas dia. (Dny/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.