Sukses

Konsumsi Bright Gas Meningkat di Kalimantan Timur

Pertamina saat ini sedang gencar mengkampanyekan produk Bright Gas agar makin diterima masyarakat.

Liputan6.com, Balikpapan - Konsumsi Bright gas di Kalimantan Timur terus meningkat pada tahun ini. Konsumsi naik menjadi 240 metrik ton per bulan atau 44 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

“Konsumsi produk Bright Gas meningkat 34 metrik ton,” kata Area Manager Communication and Relations Kalimantan PT Pertamina (Persero) Alicia Irzanova di Balikpapan, Selasa (25/4/2017).

Alicia mengatakan, Bright Gas memiliki keunggulan kualitas keamanan tabung dibandingkan produk subsidi tabung gas 3 kilogram (kg). Ukuran tabung Bright Gas yang seberat 5,5 kilogram juga menarik perhatian masyarakat.

Pertamina saat ini sedang gencar mengkampanyekan produk Bright Gas agar makin diterima masyarakat. Salah satunya, Pertamina memperkenalkan produk Bright Gas di 14 kota/kabupaten se Kalimantan secara bersamaan.

Alicia mengatakan, penggunaan Bright Gas menunjukkan jika masyarakat memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Itu karena penggunaan Bright  Gas tidak membebani dana subsidi sudah dikucurkan pemerintah.

“Produk Bright Gas tidak ada subsidinya sehingga tidak lagi membebani pemerintah,” ujarnya.

Alicia mengaku, Pertamina sulit mengontrol konsumsi gas subsidi 3 kg yang disalurkan ke masyarakat. Selama ini pengguna gas 3 kg bukan hanya warga miskin namun juga kalangan menengah atas.

Adapun konsumsi gas 3 kg di Kaltim mencapai 9.450 metrik ton per bulan. Konsumsi gas subsidi jauh meninggalkan Bright Gas (240 metrik ton) dan elpiji 12 kg (2.070 metrik ton).

Alicia mengharapkan, Bright Gas mampu mengurangi beban konsumsi gas subsidi di masa mendatang. Pertamina mulai memperkenalkan Bright Gas mulai awal 2016. “Konsumsinya makin meningkat dengan adanya kesadaran masyarakat,” papar dia.

Selain itu, Pertamina sedang berupaya mengkonversikan konsumsi gas subsidi ke non subsidi. Keberadaan Bright Gas diharapkan bisa mengurangi beban subsidi negara.

“Golongan keluarga mampu yang masih mengkonsumsi elpiji 3 kg diharapkan beralih pakai produk 5,5 kg,” tutur Alicia.

Pertamina terus mengkampanyekan peralihan pengguna dari elpiji 3 kilogram hingga menggunakan elpiji 5,5 kilogram. Caranya dengan menawarkan penukaran dua tabung gas 3 kg dengan satu tabung gas 5,5 kg.

Selain itu, Pertamina sedang mencoba penggunaan kartu kendali untuk mengontrol penyaluran elpiji 3 kg untuk masyarakat miskin. Kartu kendali gas subsidi masih di uji coba di Tarakan dan Batam. "Sementara ini hasilnya positif," papar dia.

Pertamina mengidentifikasi jumlah pasti warga miskin yang berhak mengkonsumsi elpiji subsidi di Tarakan. Badan Pusat Statistik (BPS) memastikan jumlah keluarga miskin Tarakan sebanyak 3.000 KK (Kepala Keluarga). "Jumlahnya sudah diketahui sebanyak 3 ribu kepala keluarga," tutur dia.

Keluarga miskin di Tarakan kini membuka rekening bank yang sudah ditunjuk guna penerbitan kartu kendali gas subsidi. Kartu kendali ini khusus dipakai untuk transaksi pembelian gas subsidi di Tarakan.

"Transaksi pembelian gas subsidi mempergunakan kartu ini. Hanya warga miskin yang berhak membelinya. Per keluarga miskin dibatasi maksimal pembelian 3 tabung gas subsidi per bulannya," kata Alicia.

Sistem baru ini mampu memangkas konsumsi gas subsidi Tarakan hingga 28 persen dari alokasi normal. Warga ekonomi menengah atas Tarakan beralih menggunakan elpiji non subsidi ukuran 5,5 kilogram dan 12 kilogram.

"Mereka yang tidak berhak menggunakan gas subsidi akhirnya beralih menggunakan produk lainnya," ujar dia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.