Sukses

Jadi Tukang Antre, Pria Ini Raup Rp 106 Juta per Bulan

Liputan6.com, Jakarta - Ide bisnis bisa datang dari mana saja, kadang bahkan bermula dari sesuatu yang tak terduga. Seperti halnya apa yang dilakukan oleh pria bernama Robert Samuel ini. Pria asal Amerika Serikat ini mendirikan bisnis jasa antre profesional bernama Same Ole Line Dudes (SOLD Inc.)

Meski terbilang unik, bisnis yang dijalankannya ternyata mampu mencetak profit besar. Melansir elitedaily.com, Rabu (26/4/2017), setiap minggunya Samuel mampu membukukan omzet hingga US$ 2.000 atau setara Rp 26,5 juta atau sekitar Rp 106 juta per bulan.

Samuel membuat bisnis ini lima tahun yang lalu. Saat itu ia baru saja kehilangan pekerjaannya sebagai sales representative AT&T. Karena tak punya penghasilan, ia pun mencari cara untuk bisa mendapatkan penghasilan.

Saat iPhone 5 diluncurkan, ia memasang iklan di Craiglist dan menawarkan jasa mengantri dengan tarif US$ 100. Ia berhasil mendapat pelanggan pertama, sayangnya pelanggan tersebut tidak jadi membeli iPhone 5 tetapi tetap membayar jasa Samuel. Tadinya Samuel akan keluar dari barisan antrian, tapi ia punya ide lain.

Samuel lalu mencoba untuk menjual kembali posisi antriannya tersebut. Dan, setelah 19 jam menunggu, ia berhasil mendapat US$ 325 dengan menjual posisi antriannya tersebut. Setelah tahu bahwa ini bisa jadi bisnis yang menguntungkan, ia pun mendirikan SOLD Inc. pada bulan Desember 2012.

foto: elitedaily

Pegawai yang bekerja di bisnis besutannya cukup melakukan hal sederhana. Mereka disewa untuk duduk mengantre membeli sebuah barang.

Biasanya, Samuel dan teman-teman diminta untuk mengantre mulai dari tiket nonton, tiket pertunjukan, konser, antrean barang-barang gratis atau sample, hingga antrean di sebuah restoran yang penuh dan biasa memiliki waiting list.

“Kami harus terbiasa mengantre dalam keadaan apapun, hujan, badai atau kepanasan. Akibat mengantri, aku juga kurang tidur. Paling banyak aku tidur hanya 3 jam,” tutur Samuel.

Tarif yang ditetapkan Samuel beragam. Rata-rata, ia menetapkan tarif US$ 45 untuk dua jam pertama mengantre. Selanjutnya, klien diharuskan membayar biaya tambahan sebesar US$ 10 setiap setengah jam lanjutan.

Apabila Samuel dan tim dihadapkan dengan cuaca buruk dan udara yang dingin saat mengantre, klien pun akan dibebankan biaya tambahan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.