Sukses

Sriwijaya Air hingga Produsen Air Minum Cleo Antre IPO

Manajemen BEI mencatat 23 perusahaan akan menawarkan saham perdana ke publik

Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat 23 perusahaan akan menawarkan saham perdana ke publik atau initial public offering (IPO). Dari 23 perusahaan, 4 di antaranya sudah diperdagangkan sahamnya di BEI.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat mengatakan, dari daftar tersebut terdapat salah satu maskapai dalam negeri yakni Sriwijaya Air.

"(Sriwijaya Air) masuk di dalamnya," kata dia di Gedung BEI Jakarta, Jumat (28/4/2017).

Namun, dia tak menerangkan secara detil saham yang bakal dilepas ke publik. Rencananya pelepasan saham tersebut untuk restukturisasi modal dan modal kerja.

"Yang pasti capital restucturing, bayar utang, working capital segala macam," ujar dia.

Kemudian ada pula PT Cahaya Sakti Investindo Sukses (CSIS) yang merupakan bagian dari Olympic Group. Lalu, ada pula PT Sariguna Primatirta yang merupakan produsen air minum dengan merek Cleo. "Sedang dalam proses," ujar dia.

Samsul optimistis jumlah perusahaan yang IPO tahun ini akan semakin banyak. Hal ini ditopang oleh ekonomi yang membaik serta adanya Program Pengampunan Pajak atau tax amnesty.

"Saya kira beberapa perusahaan mereka jadi nyaman IPO karena sudah menyelesaikan persoalan terkait tax amnesty. Jadi memang salah satu pendorong menjadi perusahaan publik," ujar dia.

Seperti diketahui, hingga April 2017, ada empat emiten baru yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • IPO adalah singkatan dari Initial Public Offering.

    IPO

  • Bursa Efek Indonesia atau BEI adalah salah satu tempat yang memperjualbelikan saham, obligasi, dan sebagainya di Indonesia.

    BEI

  • Sriwijaya Air merupakan maskapai penerbangan Indonesia yang didirikan oleh keluarga Lie dengan Johannes Bundjamin dan Andy Halim.

    Sriwijaya Air