Sukses

Menhub Berharap Pelabuhan Beri Kontribusi Besar bagi Ekonomi RI

Menhub Budi Karya menuturkan pihaknya akan mendukung agar pelabuhan berkembang dan bergerak untuk mendukung ekonomi Indonesia.

Liputan6.com, Nusa Dua - Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi berharap pelabuhan di Indonesia bisa menjadi faktor penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,8 persen.

Ia pun berharap agar PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) mampu mewujudkan hal tersebut. Sebagai kompensasi-nya, Budi mengaku akan mengerahkan segala kemampuan untuk mendorong terciptanya hal tersebut.

"Segala kemampuan dari pada Kementerian Perhubungan akan kami lakukan untuk men-support bergeraknya port ini memberikan dukungan ekonomi Indonesia. Saya berharap 5,8 persen pertumbuhan bisa terjadi melalui port ini," ucap Budi di sela penutupan acara World Port Conference di Nusa Dua, Bali, Jumat (12/5/2017).

Dia menuturkan, saat ini Pelindo telah memberikan pelayanan yang cukup baik. Hal itu tak lepas dari penertiban yang dilakukan institusinya di beberapa daerah.

Apalagi, Pelindo sudah memiliki payung kerja sama yang mengikat perusahaan jasa pelabuhan tersebut. Kini, Pelindo telah memiliki standar khusus operasional yang sama antara satu daerah dengan daerah lainnya.

"Mereka sudah membuat payung kerja sama dan cair sekali. Pertama kali yang kami lakukan menertibkan segala tindak yang tidak patut di Medan, Jakarta dan Belawan. Dengan tidak adanya lagi kegiatan yang tidak benar itu bagian dari keseragaman. Kalau ada orang-orang yang ikut campur tangan sulit bagi kita untuk menyamakan standar di pelabuhan kita," kata dia.

Sementara itu, mengenai proyek perhubungan one belt one road (obor) Budi menyebut hal tersebut bagian dari membentuk Indonesia sentris. Artinya, jika ada tawaran dari Tiongkok tetap akan mengapreasiasi . Hanya saja pemerintah akan menerapkan Indonesia sentris di dua lokasi yakni Sumatera Utara dan Sulawesi Utara. "Kami tahu Kuala Tanjung dan Bitung itu hubungan internasional kedua dan ketiga," ujar dia.

"Karena itu akan kami support dengan kegiatan lain apakah itu industri, transportasi kereta api, jalan tol atau sistem development. Prioritas kami adalah segala investasi di sektor transportasi nilai investasi kira-kira Rp 25 triliun," ucap Budi.

Mengenai proyek Waterway Yan digagas Pelindo II, Budi mengakui hal itu harus terus didukung. Sebabnya, jalur barang di darat terbentur kemacetan yang belum terurai.

"Oleh karenanya kami support Pelindo II melakukan kegiatan tersebut, bahkan kita sudah survei ke dalam bahkan tidak tanggung-tanggung Kementerian PU dan sepenuhnya men-support bersama agar proyek itu berjalan dan aspek legal juga harus diperhatikan supaya legitimasi dari proyek ini bisa diandalkan, sehingga investor proyek ini bisa mendapatkan return," ujar dia.

Yang terpenting dari semua itu pengiriman barang mesti cepat. Dari yang ia lihat sendiri, pengiriman barang hanya 30 menit. "Bisa dibayangkan kalau selama ini 1 hari 30 menit sampai ke lokasi. Ini berarti ada percepatan yang luar biasa, sehingga angkutan lain harus juga melakukan inovasi, terutama barang," ucap dia.

Menurut dia, proyek itu tentu memiliki beberapa fungsi. Yang utama tentu saja mengurangi kemacetan di Jakarta. Selain itu juga untuk membangun perdagangan di wilayah timur yang selama ini tidak ada.

"Jadi trade follow the ship. Angkutan ini kita adakan sehingga Saumalaki, Tual, Aru,dan banyak tempat itu tidak ada perdagangan. Jadi dia terima tembakau dia nggak berpikir barang dia ada yang diekspor. Dengan ini punya kesempatan untuk mengirimkan barang ke barat dan sebagainya," tutur Budi.

Pada saat sama, Budi meminta Pelindo membangun Rumah Kita agar barang-barang tak diborong oleh tengkulak. (Dewi Divianta)

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.