Sukses

Harapan Kelanjutan Pemangkasan Produksi Topang Harga Minyak

Harga minyak ditutup mendatar pada Jumat. Namun harga minyak menguat secara mingguan didorong harapan kelanjutan pengurangan produksi.

Liputan6.com, New York - Harga minyak cenderung mendatar menjelang akhir pekan ini. Namun, harga minyak menguat secara mingguan dalam satu bulan.

Ini didukung harapan negara pengekspor minyak tergabung dalam the Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) akan sepakat perpanjang pengurangan produksi dalam pertemuan akhir bulan ini.

Pejabat OPEC telah menyarankan kemungkinan perpanjangan pengurangan produksi lebih besar. Selain itu, the Wall Street Journal juga melaporkan kalau beberapa anggota OPEC mengisyaratkan kemungkinan membawa peserta baru, termasuk Turkmenistan dan Mesir, dalam kesepakatan tersebut, sehingga membantu meredam penurunan harga minyak.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni berada di level US$ 47,84 per barel di New York Mercantile Exchange. Harga minyak WTI naik 3,5 persen dalam sepekan. Harga minyak Brent untuk pengiriman Juli di London's ICE Futures naik 7 sen atau 0,1 persen menjadi US$ 50,84 per barel. Harga minyak Brent menguat 3,6 persen dalam sepekan.

"Harapan awal terus menyerukan perpanjangan kesepakatan pemotongan produksi antara anggota OPEC dan beberapa produsen non-OPEC termasuk Rusia. Namun rincian pengaturan dapat berdampak signifikan terhadap harga (minyak)," ujar Robbie Fraser, analis Schneider, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Sabtu (13/5/2017).

Laporan OPEC bulanan yang dirilis pada Kamis kemarin menunjukkan kalau anggota berpegang pada kuota produksi. Pada April, total output OPEC turun menjadi rata-rata 31,73 juta barel per hari. Ini berarti produksi kartel telah turun lebih dari 1,2 juta barel per hari.

OPEC juga menaikkan perkiraan pertumbuhan produksi minyak dari negara-negara di luar OPEC lebih dari 60 persen. Analis menilai itu bisa membuat tekanan bagi OPEC untuk memperpanjang atau bahkan memperbesar pembatasannya.

"Kemungkinan potongan lebih besar dan lama dari pada kemungkinan tidak ada apa-apa. itu bedanya," kata Scott Shelton, broker ICAP PLC.

Namun, harga minyak kemungkinan tidak akan pulih dengan cepat karena percepatan produksi dari negara-negara yaitu Amerika Serikat, Brasil, Kanada, Nigeria dan Libya.

"OPEC juga akan sadar kalau produsen AS kemungkinan memperluas produksinya dan mengambil lebih banyak pangsa pasar. Dengan demikian kemungkinan akan memperpanjang pengurangan produksi dalam jumlah minimum," jelas ekonom Capital Economics Tom Pugh.

Selain itu, Baker Hughes pun melaporkan jumlah pengeboran rig aktif untuk minyak naik 9 menjadi 712 pada pekan ini.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.