Sukses

Bursa Asia Tertekan, IHSG Turun 31 Poin

Ada sebanyak 197 saham melemah sehingga menekan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Rabu pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah meski sempat menguat di awal sesi perdagangan. Investor realisasikan keuntungan menjadi sentimen penekan IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham, Rabu (17/5/2017), IHSG merosot 31,50 poin atau 0,56 persen ke level 5.615,49. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,83 persen, dan sebagian besar indeks saham acuan melemah.

Ada sebanyak 197 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 137 saham menguat dan 98 saham diam di tempat.

Pada Rabu pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.664,31 dan terendah 5.608,80. Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 308.476 kali dengan volume perdagangan 7,8 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6,8 triliun.

Investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 171,02 miliar di pasar reguler. Posisi dolara Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.316.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham barang konsumsi dan infrastruktur. Sektor saham aneka industri merosot 2,27 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham tambang turun 1,38 persen dan sektor saham konstruksi tergelincir 1,21 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham TAMU naik 25 persen ke level Rp 490 per saham, saham TGRA melonjak 24,71 persen ke level Rp 424 per saham, dan saham TALF menanjak 22,46 persen ke level Rp 338 per saham.

Saham-saham yang melemah antara lain saham BSDE melemah 5,82 persen ke level Rp 1.700 per saham, saham MDRN merosot 5,26 persen ke level Rp 54 per saham, dan saham AGRS tergelincir 6,06 persen ke level Rp 124 per saham.

Bursa Asia kompak melemah. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,17 persen ke level 25.293, indeks saham Korea Selatan Kospi turun 0,10 persen ke level 2.293, indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 0,53 persen ke level 19.814.

Selain itu, indeks saham Shanghai merosot 0,27 persen ke level 3.104, indeks saham Singapura turun 0,11 persen ke level 3.224, dan indeks saham Taiwan tergelincir 0,18 persen ke level 10.013,67.

Analis PT NH Korindo Securities Bima Setiaji menuturkan, tekanan IHSG terjadi lantaran pelaku pasar menanti rilis S&P atau lembaga pemeringkat internasional untuk menaikkan peringkat investasi Indonesia. Akan tetapi, menurut Bima, pasar perkirakan S&P 500 belum akan menaikkan peringkat investasi. "Wait and see sehingga pelaku pasar taking profit sementara," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Selain itu, Bima menambahkan, pelaku pasar juga mengantisipasi kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve pada Juni. The Federal Reserve diprediksi menaikkan suku bunga pada pertemuan Juni ini.

 

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.