Sukses

Ada Moratorium, Pengiriman Uang TKI ke Tanah Air Berkurang

Jumlah pengiriman uang selama periode Januari-Maret 2017 menyusut hingga US$ 500 juta jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) mencatat pengiriman uang dari luar negeri ke Indonesia (remitansi) menurun. Kebijakan moratorium pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Arab Saudi menjadi penyebab penurunan kiriman uang.

Deputi Direktur Departemen Statistik BI Tutuk S Cahyono mengungkapkan, jumlah pengiriman uang selama periode Januari-Maret 2017 menyusut hingga US$ 500 juta jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

"Jadi remitansi ini memang paling banyak disumbang dari para TKI, tapi setelah ada moratorium jadi dampaknya terasa," kata Tutuk di Gedung Bank Indonesia, Jumat (19/5/2017).

Dia merinci, jumlah remitansi pada kuartal I 2017 mencapai US$ 800 juta. Angka ini berbeda jauh jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu mencapai US$ 1,3 miliar.

Selain moratorium, penyebab penurunan remitansi juga karena faktor ekonomi global yang belum pulih. Terlebih di Timur Tengah tengah yang banyak terlanda perang.

Meski demikian, dia menilai, dengan dibukanya kembali moratorium TKI, ditambah dengan kualitas TKI yang lebih baik, maka jumlah remitansi ini juga akan lebih banyak.

"Tidak hanya soal jumlah berapa TKI yang bekerja, tetapi kualitas TKI itu juga mampu mempengaruhi jumlah remitansi," tegas dia.

Seperti diketahui, Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri mengatakan, pemerintah masih akan memberlakukan moratorium penempatan tenaga kerja Indonesia (TKI) sektor informal (pekerja rumah tangga) ke Arab Saudi.

Saat ini pemerintah lebih memprioritaskan penempatan tenaga kerja terlatih (skilled worker). "Untuk Timur Tengah kami belum ada pikiran lain kecuali ditutup. Karena ke depan kami akan dorong yang (tenaga kerja) skill," ujar Hanif.

Dasar moratorium, lanjut Hanif, juga dilatarbelakangi oleh alasan jaminan perlindungan terhadap TKI. Hanif menyebut ada perbedaan pandangan terkait hal tersebut antara Indonesia dan Arab Saudi.‎

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.