Sukses

Bom Kampung Melayu Tak Halangi Sopir Angkot Buat Kejar Setoran

Sopir angkutan yang beroperasi di trayek Kampung Melayu tetap bekerja mencari penghasilan.

Liputan6.com, Jakarta - Organisasi Angkutan Darat (Organda) memastikan bahwa angkutan umum di wilayah Kampung Melayu hari ini tetap berjalan normal pasca aksi bom, tadi malam (25/5/2017). Diperkirakan, terjadi penurunan jumlah penumpang sebagai dampak dari peristiwa bom Kampung Melayu.

Ketua Organda DKI Jakarta, Shafruhan Sinungan ikut mengecam teror bom di Kampung Melayu yang mengganggu ketertiban umum dan menimbulkan kekhawatiran masyarakat, bahkan hingga merusak fasilitas transportasi publik yang dibutuhkan masyarakat kalangan bawah.

"Organda mengecam aksi biadab itu. Mengganggu ketentraman masyarakat, merusak sarana transportasi umum buat masyarakat bawah, dan menimbulkan kekhawatiran masyarakat karena khawatir di tempat-tempat publik lain akan ada teror sejenis," tegasnya saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Kamis (25/5/2017).

Shafruhan mengaku, aksi bom tidak mengganggu operasional angkutan umum. Sopir-sopir angkutan kota (angkot) yang beroperasi di trayek Kampung Melayu tetap bekerja mencari penghasilan. "Kita tidak takut dengan tindakan itu. Semua berjalan normal, angkutan umum masih beroperasi karena aktivitas masyarakat kan tidak berhenti meski ada peristiwa bom Kampung Melayu," dia menjelaskan.

Dirinya memperkirakan bakal terjadi penurunan jumlah penumpang angkutan umum, khususnya di rute-rute dari dan menuju Kampung Melayu pasca tragedi bom. Namun demikian, penurunan jumlah penumpang ini tidak hanya dikontribusi oleh kejadian tersebut, tapi juga karena pengaruh libur.

"Penurunan jumlah penumpang pasti ada hari ini bisa sampai 50 persen. Tapi bukan karena ada bom saja ya, tapi juga aktivitas orang menurun di hari libur. Ramainya paling ke tempat rekreasi atau masyarakat lebih memilih di rumah," terangnya.

Ketika ditanyakan mengenai kerugian pengusaha angkutan umum dari teror bom, Shafruhan mengaku belum menghitung. "Kerugian fisik kan paling halte rusak. Tapi kerugian moril lebih besar, karena ada korban tewas," ujarnya.

Organda mengimbau agar seluruh awak angkutan umum dan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan di jalan. Dan berperan aktif dengan melaporkan segala bentuk aktivitas mencurigakan kepada pihak kepolisian demi bersama menjaga stabilitas keamanan di Indonesia.

"Kalau ada gerak gerik orang mencurigakan, aneh, laporkan ke pihak polisi. Untuk aparat keamanan, segera usut kasus ini jangan sampai berlarut-larut yang bisa menimbulkan kepanikan masyarakat," harap Shafruhan.

Sebelumnya, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mengungkapkan peristiwa ledakan bom di Kampung Melayu, Jakarta Timur, belum berpengaruh terhadap bisnis hotel dan restoran di DKI Jakarta, khususnya wilayah yang menjadi serangan bom. Hingga kini dipastikan belum ada pembatalan pesanan kamar dari pengunjung hotel.

"Dampak bom semalam belum ada pembatalan pesanan kamar hotel. Tidak terpengaruh," kata Wakil Ketua Umum Destinasi Wisata PHRI, Johnnie Sugiarto saat dihubungi Liputan6.com.

Namun dirinya belum dapat memperkirakan kerugian terhadap bisnis hotel dan restoran akibat serangan bom bunuh diri di Terminal Kampung Melayu. Johnnie bilang baru bisa melihat dampak dari peristiwa tersebut terhadap bisnis hotel dan restoran paling cepat satu minggu pasca pemboman.

"Dampaknya baru bisa dilihat 1-2 minggu lagi, apakah ada orang luar yang sudah berencana ke Indonesia, lalu membatalkan, kerugian belum bisa ditaksir sekarang. Orang asing kan tidak ujug-ujug datang, tapi dia sudah booking hotel, pesawat. Kalau ada pembatalan, berarti itu akibat yang muncul dari peristiwa semalam," lanjut dia. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.