Sukses

Sering Uji Coba Rudal, Berapa Biaya yang Dihabiskan Korut?

Korea Utara tercatat telah melakukan delapan kali percobaan penembakan rudal sepanjang 2017.

Liputan6.com, Jakarta - Sebagai salah satu negara paling terisolir di dunia, Korea Utara juga menarik perhatian dunia akibat sering melakukan aksi percobaan peluncuran rudal balistik yang dinilai mampu mengganggu keamanan dunia.

Sepanjang tahun 2017, tercatat negara yang dipimpin Presiden Kim Jong Un ini sudah melakukan delapan kali percobaan penembakan rudal. Bukan hanya mengundang reaksi keras dari berbagai kalangan, aksi ini juga ditaksir memakan biaya yang cukup banyak.

Melansir Globaltimes.cn, Senin (29/5/2017), untuk sekali menembakkan rudal yang dioperasikan oleh satu orang, Korea Utara setidaknya harus mengeluarkan biaya operasional sebanyak US$ 38 ribu atau Rp 506 juta (kurs 1 US$ = Rp 13.312).

Sementara rudal berjenis LGM-118 Peacekeeper yang sering diuji coba ditaksir menghabiskan biaya perakitan sebesar US$ 70 juta per buah.

Korea Utara juga pernah menguji coba rudal jenis Tomahawk jarak menengah. Untuk menguji coba rudal ini, Majalah Economist melaporkan pemerintah Korut setidaknya membutuhkan biaya sebesar US$ 1,5 juta.

Jika rezim Kim Jong Un meluncurkan satu rudal Tomahawk setiap minggu, Korut harus menghabiskan setidaknya US$ 78 juta dalam setahun. Namun, angka ini ternyata hanya mencakup biaya produksi rudal.

Jika ditambah biaya pemeliharaan harian, biaya penelitian dan pengembangan serta bahan bakar, Pemerintah Korut tentu harus menghabiskan uang lebih banyak.

Laporan CNN menyebutkan, Korut mengabiskan biaya sebesar US$ 1,3 miliar untuk uji coba rudalnya di tahun 2012. Hal itu sangat bertolak belakang dimana kekayaan ekonomi Korea Utara di tahun 2012 hanya berkisar US$ 40 miliar.

Sebagai informasi, militer AS melaporkan Korea Utara kembali menembakkan rudal balistik jarak pendek pada Senin pagi yang mendarat di laut.

Menurut sebuah pernyataan dari Kepala Staf Gabungan Korea Selatan, rudal itu diluncurkan pukul 05.39 waktu setempat dari daerah dekat Wonsan, Provinsi Kangwon, menuju bagian timur Semenanjung Korea pada Senin, 29 Mei 2017.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.