Sukses

7 Sektor Saham Tertekan, IHSG Melemah Tipis

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bervariasi dengan kecenderungan melemah pada perdagangan saham awal pekan ini. Investor cenderung menanti sentimen dari internal dan global pengaruhi laju IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham, Senin (29/5/2017), IHSG turun tipis 4,48 poin atau 0,08 persen ke level 5.712,33. Indeks saham LQ45 susut 0,07 persen ke level 953. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Ada sebanyak 171 saham melemah sehingga membuat IHSG berada di zona merah. Sedangkan 155 saham menguat jadi menahan pelemahan IHSG. 116 saham lainnya diam di tempat.

Pada awal pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.730,84 dan terendah 5.703,46. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 295.181 kali dengan volume perdagangan 34,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 11,3 triliun.

Investor asing melakukan aksi jual Rp 238,25 miliar di seluruh pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat tercatat Rp 13.315.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham melemah kecuali sektor saham tambang naik 0,53 persen, sektor saham keuangan mendaki 0,76 persen dan sektor saham perdagangan menanjak 0,48 persen. Sedangkan sektor saham infrastruktur merosot 1,07 persen, dan catatkan penurunan terbesar.

Saham-saham yang jadi top gainers pada awal pekan ini antara lain saham GPRA naik 34,09 persen ke level Rp 118 per saham, saham HDFA melonjak 26,92 persen ke level Rp 198 per saham, dan saham UNIC naik 24,75 persen ke level Rp 6.225 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham ETWA susut 20 persen ke level Rp 68 per saham, saham TALF merosot 19,10 persen ke level Rp 322 per saham, dan saham NIKL tergelincir 15,10 persen ke level Rp 5.200 per saham.

Bursa Asia pun cenderung tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng catatkan kenaikan 0,24 persen ke level 25.701. Sedangkan indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,10 persen ke level 2.352, indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 0,02 persen ke level 19.682 dan indeks saham Singapura merosot 0,07 persen ke level 3.217.

Investor cenderung menunggu hingga rilis data ekonomi baik internal dan eksternal pengaruhi laju IHSG. Analis PT NH Korindo Securities Bima Setiaji menuturkan, investor akan wait and see terkait presiden bank sentral Eropa (ECB) yang dijadwalkan mengadakan pidato nanti malam. Kemungkinan membahas kondisi politik Uni Eropa. Sedangkan dari domestik, investor akan mencermati rilis inflasi Mei 2017 yang diperkirakan naik seiring memasuki Ramadan.

Rilis inflasi Mei akan diumumkan Jumat pekan ini. "Inflasi yang akan naik akan menjadi masalah tersendiri bagi Bank Indonesia. Pada Juni 2017 diperkirakan ada kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve," kata dia saat dihubungi Liputan6.com.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.