Sukses

Harga Melambung, Pedagang Pilih Tak Jualan Jengkol

Kenaikan harga seiring kurangnya pasokan mengingat jengkol merupakan komoditas musiman.

Liputan6.com, Jakarta Meroketnya [harga jengkol ](http://regional.liputan6.com/read/2968007/harga-jengkol-di-jambi-saat-ramadan-setara-daging?source=search "")membuat pedagang sayuran enggan menjual komoditas yang khas dengan baunya tersebut. Saat ini harga jengkol masih berada di kisaran Rp 90 ribu per kilogram (kg).

Cahyani (41), pedagang sayuran di Pasar Minggu, Jakarta Selatan mengatakan, kenaikan harga jengkol hingga mencapai Rp 90 ribu ini sebenarnya sudah terjadi lebih dari 1 bulan lalu.

Normalnya harga jengkol hanya Rp 35 ribu per kg. Tetapi dalam 1 bulan terakhir harga komoditas tersebut terus naik hingga akhirnya menyentuh angka Rp 90 ribu per kg.

"Biasanya sih cuma Rp 35 ribu. Tapi kemarin-kemarin naik terus, jadi Rp 50 ribu, terus Rp 70 ribu. Sekarang sudah Rp 90 ribu," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Jumat (2/6/2017).

Dia menyatakan, kenaikan harga tersebut lantaran kurangnya pasokan mengingat jengkol merupakan komoditas musiman. Namun demikian, bukan sekali ini saja harga jengkol melambung tinggi.

"Ini kan musiman, jadi kalau lagi nggak musim biasanya harga tinggi. Soalnya kan yang masuk ke sini sedikit. Ini juga bukan yang pertama naik tinggi, sebelumnya juga pernah sampai segini juga harganya," kata dia.

Lantaran harga yang tinggi dan minimnya pasokan, Cahyani mengaku memilih untuk tidak menjual jengkol untuk sementara waktu. Selain itu, pada Ramadan ini penjualan jengkol sedikit berkurang karena konsumsi rumah tangga susut.

"Kalau sekarang saya lagi nggak jual, barangnya lagi susah. Yang beli juga sedikit kalau puasa seperti ini, mungkin karena orang nggak mau baunya pas puasa," tandas dia.


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.