Sukses

Hentikan Kebiasaan Ini Jika Ingin Jadi Orang Sukses

Untuk meraih kesuksesan membutuh proses panjang.

Liputan6.com, New York - Sukses memang tidak datang secara instan. Untuk meraih kesuksesan butuh proses panjang untuk mendapatkannya. Selain membutuhkan kerja keras dan juga tekad yang bulat untuk menggapai kesuksesan, Anda juga membutuhkan hal lain juga untuk mendorong kesuksesan.

Komponen kunci untuk menjadi mahir dan sukses secara mental adalah membatasi multitasking. Melakukan pekerjaan satu per satu secara berurutan, bisa membantu memperbaiki kualitas pekerjaan sekaligus mengurangi waktu untuk menyelesaikan tugas dan pekerjaan Anda.

Dalam mencapai tujuan untuk menjadi sukses, sebaiknya tentukan prioritas apa yang perlu dilakukan dalam pekerjaan, selain itu Anda juga perlu mengatur setiap saat apa saja pekerjaan yang perlu dilakukan.

Konsep inilah yang dinamakan Time Blocking yakni menjadwalkan waktu untuk mengerjakan prioritas Anda dan jangan sampai berkompromi dengan jadwal tersebut.

Dilansir dari Forbes, Sabtu (3/6/2017), beberapa penelitian menemukan bahwa mencoba menyelesaikan terlalu banyak tugas sekaligus akan mengaburkan pikiran Anda.

Saat mencoba dua tugas pada satu waktu mungkin tampak seperti ide yang produktif, padahal otak hanya bisa memberikan fokus pada hal tertentu. Karenanya bagilah fokus tersebut di antara banyak tugas, dan Anda kemungkinan jauh lebih mudah untuk menyelesaikan satu pekerjaan.

Seringkali, banyak orang berpikir bahwa mereka adalah seorang yang multitasking, padahal tidak juga. Mereka mencurahkan perhatian yang tidak signifikan pada banyak tugas, berlawanan dengan perhatian yang signifikan terhadap satu tugas.

Otak manusia hanya dapat menangani aktivitas dalam jumlah terbatas. Tugas sehari-hari seperti berjalan dan bernapas adalah hal yang utama, dan sisa ruang paling baik digunakan untuk satu tugas.

Anda dapat menggunakan energi yang dimiliki untuk mengerjakan satu tugas ke tugas lainnya, sementara dalam hal multitasking tidak, karena Anda tidak dapat fokus sepenuhnya.

Contoh lainnya, saat University of Utah melakukan penelitian dengan orang-orang yang menyetir saat menggunakan telepon seluler. Hasil Penelitian tersebut menemukan bahwa menggunakan telepon saat berkendara sama bahayanya dengan mengemudi di batas legal alkohol.

Ini bukan semata-mata untuk mengoperasikan telepon saat mengemudi saja. Sama halnya ketika menggunakan earphone di ponsel ketika mengemudi juga akan membingungkan Anda.

Sebab, pembicaraan di telepon sering mengalihkan perhatian dari jalan. Bila dibandingkan dengan pengemudi yang tidak menggunakan telepon saat berkendara, pengemudi yang memakai telepon cenderung merasa lebih terganggu.

Misalnya saat menginjak gas mobil, lebih lambat menginjak rem dan bingung membuat jarak dengan mobil yang ada di depan mereka.​

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.