Sukses

Ketegangan Politik di Timur Tengah Susutkan Harga Minyak

Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir dan Bahrain menutup akses transportasi gas alam cair terlarut (LNG) dan pengangkut kondensat dari Qatar.

Liputan6.com, New York Harga minyak mentah dunia susut hampir 1 persen terpicu kekhawatiran bahwa pemutus hubungan beberapa negara anggota OPEC dengan Qatar dapat menghambat kesepakatan untuk mengurangi produksi minyak global.

Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir dan Bahrain menutup akses transportasi gas alam cair terlarut (LNG) dan pengangkut kondensat dari Qatar, seiring tuduhan jika negara ini mendukung aksi ekstremisme dan merongrong stabilitas regional.

Berita tersebut pada awalnya mendorong harga minyak mentah Brent naik sebanyak 1,6 persen karena kekhawatiran geopolitik berimbas di pasar. Namun harga Brent untuk Agustus berakhir 48 sen atau 0,96 persen lebih rendah ke posisi US$ 49,47 per barel.

Sementara harga minyak West Texas Intermediate AS menetap 26 sen atau 0,55 persen lebih rendah menjadi US$ 47,40 per barel.

Dengan kapasitas produksi sekitar 600 ribu barel per hari (bpd), produksi minyak mentah Qatar memang salah satu yang terkecil di antara negara anggota OPEC. Namun ketegangan di antara negara-negara ini dapat melemahkan kesepakatan pengurangan pasokan yang ditujukan untuk mendukung harga di pasar.

"Meskipun kita tidak ingin membaca terlalu banyak hal ini masalah bagi OPEC ini, namun faktanya bahwa sikap Qatar terhadap Iran adalah elemen kunci dalam masalah ini yang membuat masalah lebih rumit pada pertemuan (OPEC) mendatang jika isu tersebut tidak diselesaikan pada waktunya," ujar analis JBC Energy dalam sebuah catatan.

Kesepakatan tersebut telah menunjukkan sedikit indikasi penurunan ekspor secara signifikan. Sementara pasokan OPEC telah turun antara bulan Februari dan April.

Laporan Thomson Reuters Oil Research mengatakan pengiriman OPEC minyak kemungkinan melonjak menjadi 25,18 juta barel per hari di Mei, naik lebih dari 1 juta barel per hari mulai April.

Harga minyak berjangka Brent telah jatuh lebih dari 8 persen dari pembukaan mereka pada 25 Mei, ketika OPEC memilih untuk memperpanjang pengurangan produksi ke 2018.

Sementara itu, produksi minyak mentah di Amerika Serikat, telah melonjak lebih dari 10 persen sejak pertengahan 2016 sampai 9,34 juta bpd, mendekati tingkat produksi produsen utama Arab Saudi dan Rusia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.