Sukses

Investor Asing Lepas Saham, IHSG Tertekan Selama Sepekan

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah selama periode 2 Juni-9 Juni 2017.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah selama sepekan untuk periode 2 Juni-9 Juni 2017. Aliran dana investor asing keluar dari pasar saham dan saham lapis kedua telah menekan IHSG.

Mengutip laporan PT Ashmore Assets Management Indonesia, Sabtu (10/6/2017), IHSG melemah 1,2 persen selama sepekan. IHSG melemah ke level 5.675 pada Jumat 9 Juni 2017. Saham-saham unggulan masuk indeks saham LQ45 melemah 1,14 persen. Sedangkan saham-saham berkapitalisasi kecil cenderung tertekan. Di pasar saham, arus dana investor asing keluar mencapai US$ 83 juta.

Di pasar surat utang atau obligasi menguat 0,18 persen. Imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 10 tahun mencapai level terendah baru sekitar 6,9 persen. Investor asing masih melakukan aksi beli mencapai US$ 407 juta.

Apa saja sentimen pengaruhi pasar modal selama sepekan baik dari internal dan eksternal?. Pertama, data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) atau data gaji non sektor pertanian tumbuh 138 ribu dari perkiraan sekitar 182 ribu. Imbal hasil surat berharga AS bertenor 10 tahun turun menjadi 2,16 persen.

Gejolak politik di AS berlanjut. Apalagi usai kesaksian mantan direktur FBI James Comey di senat. Kesaksian Comey mempengaruhi laju bursa saham AS pada pekan ini. Comey tidak banyak berbicara dengan Presiden AS Donald Trump soal penyelidikan yang sedang berlangsung.

Selain itu, Comey juga tidak memberikan pendapat mengenai ketidakadilan yang dihadapinya. Penyelidikan pun diserahkan kepada tim investigasi khusus. Akibatnya, banyak analis politik belum melihat risiko politik AS akan turun dalam waktu dekat.

Pemilihan umum Inggris juga menjadi perhatian. Inggris mengadakan pemilihan umum pada Kamis waktu setempat. Partai konservatif yang memimpin parlemen sekarang telah kehilangan kursi di parlemen, dan digantikan partai buruh. Hasl ini mengejutkan dan mempengaruhi potensial dari proses Britain Exit (Brexit) atau Inggris keluar dari Uni Eropa.

Selain itu dari hasil pertemuan bank sentral Eropa juga menunjukkan prospek ekonomi lebih positif. Bank sentral Eropa memperkirakan produk domestik bruto (PDB) 1,9 persen pada 2017. Namun bank sentral Eropa menurunkan inflasi. Presiden bank sentral Eropa Mario Draghi mengatakan, pihaknya mengesampingkan pemangkasan suku bunga lebih lanjut. Ini beri sinyal bank sentral Eropa akan menghentikan program stimulus-nya.

Dari Timur Tengah, sejumlah negara Arab pun memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar. Pemutusan hubungan diplomatik ini lantaran dugaan Qatar mendukung terorisme.

Dari internal, pemerintah melalui Kementerian Keuangan menaikkan batas minimum saldo yang dilaporkan lembaga keuangan secara otomatis kepada Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak) dari Rp 200 juta menjadi Rp 1 miliar.

Selain itu, cadangan devisa Indonesia mencapai level tertinggi dalam enam tahun. Cadangan devisa Indonesia tercatat US$ 124,95 miliar pada Mei 2017. Nilai cadangan devisa itu naik sebesar US$ 1,7 miliar dari April 2017.

Lalu apa yang dicermati ke depan? Salah satunya pertemuan bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve (The Fed) pada pekan depan.

The Federal Reserve kemungkinan menaikkan suku bunga pada pertengahan Juni 2017. Kemungkinan the Federal Reserve menaikkan suku bunga mencapai 94 persen. Namun, data ekonomi AS keluar baru-baru ini membuat pelaku pasar juga memperkirakan kalau the Federal Reserve belum akan menaikkan suku bunga.

Apa artinya bagi Indonesia jika the Federal Reserve menaikkan suku bunga? Ashmore menilai, Indonesia tidak kena dampak negatif jika the Federal Reserve mempertahankan suku bunga karena efek kenaikan peringkat utang pemerintah Indonesia oleh lembaga pemeringkat internasional Standard and Poor's (S&P).

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.