Sukses

Tekan Lonjakan Harga Pangan, Bulog Perlu Tambahan Dana

KEIN melihat peran Bulog belum maksimal untuk menstabilkan harga pangan lantaran terkendala biaya.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia bisa meniru Malaysia dalam hal mengatur harga pangan saat Ramadan. Itu diperlukan supaya kenaikan harga pangan saat Ramadan tak berulang tiap tahun.

Ketua Kelompok Kerja Makroekonomi, Perdagangan, dan Investasi Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN), Hendri Saparini mengatakan, pemerintah Malaysia mematok harga pangan saat Ramadan. Jadi, tidak ada lonjakan harga saat Ramadan.

Hendri mengatakan, Malaysia bisa mematok harga lantaran memiliki pasokan serta distribusi yang baik. Ini berbeda dengan kondisi di Indonesia.

"Kalau kita melihat kebijakan yang dilakukan Malaysia, mereka tetapkan 24 kebutuhan pokok itu tidak boleh naik atau dipatok harganya selama Ramadan sampai Lebaran. Mereka bisa karena melakukan cadangan dengan benar, distribusi dengan benar. Sehingga siapa yang mau spekulasi orang pemerintah menjamin dengan harga dan menjamin kuantitas," jelas dia seperti ditulis, Rabu (14/3/2017).

Di Indonesia, ucap Hendri, stabilisasi harga pangan dilakukan oleh Perum Bulog. Namun, dia menilai peran Bulog belum maksimal karena terkendala pembiayaan. Pembiayaan ini menjadi penentu jumlah pasokan Bulog untuk mengendalikan harga pangan.

"Selama ini Bulog dengan pendanaan komersial. Semestinya tidak dengan komersial karena ditugaskan menjamin harga pangan, kebutuhan masyarakat, harusnya ada APBN untuk menjamin tadi, sehingga spekulator nggak akan berani. Karena betul-betul di gudang-gudang Bulog ada barangnya," jelas dia.

Dia menambahkan, dengan kondisi saat ini spekulan tetap nekat memainkan harga pangan. Sebab, para spekulan yakin pasokan pangan Bulog tak mampu meredam gejolak harga.

"Tapi kalau seperti sekarang mau menjamin harga, kita mau menjamin bagaimana. Mau menjamin, pemain tahu di Bulog, di gudang tidak ada," ujar dia.

Setelah pasokan tercukupi, baru dilanjutkan pengaturan distribusi. Hendri menilai, pasokan pangan mesti mudah diakses masyarakat supaya harga pangan tak melambung.

Dia menuturkan, Indonesia bisa belajar dari negara-negara lain yang sukses mengatur harga. Dia yakin, jika diatur dengan baik maka gejolak pangan saat Ramadan bisa teratasi.

"Jadi jangan seolah Ramadan naik, ya iyalah kebutuhan naik, kalau kita biarkan pasti naik. Itu cyclical, tapi sesuatu yang bisa kita manage," ujar dia.

 

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.