Sukses

Asia Pasifik Bakal Jadi Wilayah Terkaya di Dunia pada 2019

Singapura dan Hong Kong akan mampu menarik masuk dana lebih banyak ke dalam negara tersebut dalam beberapa tahun ke depan.

Liputan6.com, Jakarta - Laporan terbaru yang dirilis oleh firma konsultasi bisnis Boston Consulting Group (BCG) mengungkap bahwa wilayah Asia Pasifik, termasuk Jepang, akan mampu mengalahkan Amerika Utara sebagai wilayah paling kaya di dunia di tahun 2019. Hal ini disebabkan adanya peningkatan kekayaan penduduk Asia Pasifik yang cukup pesat sejak 2016.

"Wilayah Asia Pasifik memiliki pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang kuat yang dorongan kenaikan kekayaan masyarakat di beberapa wilayah," tulis Boston Consulting Group dalam laporan tersebut seperti dilansir dari CNBC, Rabu (14/6/2017).

Laporan yang dirilis pada Selasa kemarin juga menyebut, daerah yang menjadi pusat finansial di Asia seperti Singapura dan Hong Kong akan mampu menarik dana-dana lebih banyak ke dalam negara tersebut dalam beberapa tahun ke depan. Kekayaan penduduk di Asia Pasifik akan menyalip Amerika Utara pada 2019. Dalam hitungan lembaga tersebut, kekayaan penduduk di wilayah tersebut mencapai US$ 77,8 triliun pada 2021.

"Hong Kong dan Singapura tetap menjadi pusat perniagaan terbesar secara global karena memiliki status sebagai tempat pertemuan regional dan memiliki antisipasi terhadap pertumbuhan yang besar di Asia Pasifik," tulis BCG.

China adalah negara penyumbang kekayaan terbesar di Asia Pasifik. Meski sebagian besar kekayaannya berasal dari luar wilayah, negara ini mampu berkontribusi hingga US$ 12 miliar pendapatan bagi bank-bank swasta.

Meski begitu, Swiss mempertahankan statusnya sebagai pusat pengelolaan kekayaan terbesar di dunia dengan aset mencapai US$ 2,4 triliun pada tahun 2016. Ini lebih tinggi dari apa yang dimiliki Singapura sebesar US$ 1,2 triliun dan Hong Kong US$ 0,8 triliun.

Kekayaan Asia Pasifik yang semakin meningkat membuat beberapa bank global dan regional di wilayah ini memperluas operasinya. Beberapa dari bank tersebut yang telah melakukan hal ini adalah UBS Group dan DBS Group Holdings.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.