Sukses

Harga Minyak Tertekan Imbas Pasokan AS

Kekhawatiran kenaikan persediaan minyak secara global dan pasokan bensin AS menekan harga minyak.

Liputan6.com, New York - Harga minyak melemah hampir empat persen ke level terendah dalam tujuh bulan. Tekanan terhadap harga minyak didorong pasokan bensin yang tidak terduga dan prediksi global terhadap kenaikan persediaan pada tahun depan.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun US$ 1,73 atau 3,7 persen ke level US4 44,73 per barel. Angka ini level terendah sejak 14 November. Harga minyak WTI sudah melemah 18 persen, sejak penutupan perdagangan di harga tertinggi US$ 54,45 pada Februari.

Harga minyak Brent tergelincir US$ 1,72 atau 3,5 persen ke level US$ 47 per barel. Harga minyak itu terendah sejak 29 November.

Analis menyatakan, kedua harga minyak acuan itu melemah sekitar hampir empat persen didorong prediksi pasokan bensin AS. US Energy Information Administration (EIA) melaporkan kenaikan pasokan bensin 2,1 juta barel pada pekan lalu.

Pasokan bensin AS naik 9 persen lebih tinggi di angkat 242,4 juta dibandingkan rata-rata lima tahun. Selain itu, permintaan turun 1,2 persen. "Permintaan bensin melemah mengambil pusat perhatian pasar karena hasilnya berdampak terhadap persediaan minyak AS," ujar Abhishek Kumar, Analis Interfax Energy's Global Gas Analytics, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (15/6/2017).

Selain itu, sentimen pemangkasan produksi OPEC juga membayangi pasar. Meski usaha OPEC memangkas produksi selama hampir enam bulan ini tetapi harga minyak masih belum stabil di level harga tertingginya.

"Kami membutuhkan sinyal kalau OPEC memangkas produksinya berdampak terhadap persediaan minyak global. Hingga kini belum jelas," tutur Tamar Essner, Analis Nasdaq.

The Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan negara pengekspor minyak lainnya seperti Rusia setuju memangkas produksi minyak hampir 1,8 juta barel per hari. Akan tetapi, ada kenaikan produksi minyak sebesar 336 ribu barel per hari pada Mei menjadi 32,14 juta per hari. Kenaikan produksi didorong Nigeria dan Libya yang dibebaskan dari pemangkasan produksi minyak.

 

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.