Sukses

Kargo Perdana LNG Jangkrik Dikirim ke Bali

Sebagian besar pasokan gas Wilayah Kerja Muara Bakau ditujukan dan diprioritaskan untuk pemenuhan kebutuhan pabrik pupuk.

Liputan6.com, Jakarta - Kargo gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) perdana dari Lapangan Jangkrik, Wilayah Kerja (WK) Muara Bakau yang dioperasikan Eni dikirimkan ke pasar domestik dari kilang LNG Bontang, Kalimantan Timur.

Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Sukandar mengatakan, dari kilang LNG Bontang kargo perdana LNG sebesar 22.500 m3 tersebut dikirim ke terminal regasifikasi di Tanjung Benoa, Bali, menggunakan Kapal Triputra‎.

Pengiriman tersebut merupakan bagian dari kontrak jangka panjang yang telah ditandatangani Eni dengan PT Pertamina (Persero).

Menurut Sukandar, sebagian besar pasokan gas Wilayah Kerja Muara Bakau ditujukan dan diprioritaskan untuk pemenuhan kebutuhan pabrik pupuk dan kebutuhan LNG dalam Negeri.

“Pemenuhan pasokan tersebut jadi bukti nyata industri hulu migas untuk mendukung program pemerintah dalam hal ketahanan pangan dan energi di Indonesia,” kata Sukandar, di Jakarta, Kamis (22/6/2017).

Pengiriman kargo pertama ini juga sebagai bagian pemenuhan kebutuhan kelistrikan di Indonesia. Hal ini sejalan dengan kebijakan dari pemerintah, untuk terus menambah ketersediaan pasokan kelistrikan bagi masyarakat Indonesia, khususnya di wilayah Indonesia Timur.

Managing Director Eni Indonesia, Fabrizio Trilli mengungkapkan, lifting kargo pertama ini merupakan salah satu pencapaian proyek pengembangan Lapangan Jangkrik. Pasalnya, lapangan tersebut salah satu proyek gas laut dalam pertama di Indonesia.

“Saya sangat bangga melihat hubungan yang kuat dan produktif dengan pemerintah Republik Indonesia, Pertamina dan mitra kerja Joint Venture kami di Proyek Jangkrik,” tutupnya.

Sebagai informasi, proyek pengembangan Lapangan Jangkrik ini terdiri dari lapangan gas Jangkrik dan Jangkrik North East yang berlokasi di wilayah kerja Muara Bakau, di laut dalam Selat Makassar.

Saat ini, produksinya sekitar 200 juta standar kubik kaki per hari, yang secara bertahap meningkat mencapai produksi sebesar 450 juta standar kubik kaki per hari atau setara dengan 83.000 barel setara minyak per hari.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.