Sukses

Ekspansi Penjualan Emas, Antam Sasar Korea Selatan

Penurunan penjualan emas Antam dipengaruhi larangan ekspor ke India oleh pemerintah setempat.

Liputan6.com, Jakarta - PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (Antam) melakukan ekspansi pasar dalam bisnis penjualan emas. Upaya ini dilakukan demi mendorong pertumbuhan bisnis penjualan emas, setelah pada kuartal I 2017, kinerja bisnis tersebut kurang begitu menggembirakan.

Direktur Marketing Antam, Tatang Hendra menjelaskan negara utama yang menjadi ekspansi bisnis emas Antam adalah Korea Selatan. Dengan gaya hidup di Korea yang sudah maju, diperkirakan konsumsi emas di sana memiliki prospek yang cukup bagus.

"Strategi kita untuk penjualan emas, kita akan tingkatkan penjualan ekspor meski sampai saat ini demand dalam negeri juga masih tinggi. Korea Selatan kita targetkan yang utama mulai semester II ini," kata Tatang saat berbincang dengan Liputan6.com yang ditulis, Jumat (30/6/2017).

Selama ini sudah ada beberapa negara yang menjadi pasar dari Antam, mulai dari Singapura hingga ke Dubai, Uni Emirate Arab. Selain itu, Antam juga akan mencoba untuk meningkatkan penjualan di Malaysia.

‎Antam mencatatkan penurunan penjualan emas di periode kuartal I-2017. Pada awal tahun ini, perseroan hanya membukukan penjualan emas Rp 1,16 triliun atau turun 22 persen dibandingkan Rp 1,5 triliun periode yang sama tahun lalu.

Direktur Operasional Antam, Hari Widjajanto mengatakan, penurunan penjualan emas dipengaruhi larangan ekspor ke India oleh pemerintah setempat. Padahal ekspor ke India termasuk yang paling tinggi sehingga mempengaruhi penjualan emas di awal tahun ini.

"Saat itu (2016) kami masih melakukan ekspor ke India dan itu memberi kontribusi cukup besar. Itu pengaruhnya sangat besar. Sedangkan 2017 kita tidak sama sekali mengekspor ke India karena regulasi yang diterapkan pemerintah India," kata dia.

Dirinya menambahkan, larangan ekspor dari pemerintah India karena mereka menganggap emas dari Antam tidak feasible.

Pada kuartal I-2017, Antam membukukan total volume produksi emas dari tambang Pongkor dan Cibaliung sebesar 594 kg (19.097 oz), naik sebesar 24 persen dibandingkan dengan produksi emas pada periode yang sama 2016. Sementara itu volume penjualan emas Antam tercatat sebesar 2.128 kg (68.416 oz).

Tahun ini Perseroan menargetkan produksi emas mencapai 2.270 kg dengan penjualan mencapai 11,4 ton. Apalagi pada kuartal I-2017, penjualan emas menyumbang 70 persen terhadap penjualan yang belum diaudit (unaudited) sebesar Rp 1,65 triliun.‎

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.