Sukses

3 Investor India Akan Bangun Pabrik Gula di Indonesia

Selain membangun pabrik gula, investor India juga akan mengembangkan pembangkit listrik yang bahan bakunya berasal dari ampas tebu.

Liputan6.com, Jakarta - Tiga investor India akan membangun pabrik gula di Indonesia pada tahun ini. Tidak hanya sekadar pabrik gula, rencananya fasilitas produksi tersebut juga mampu menghasilkan listrik dari energi terbarukan.

Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Investasi, Syukur Iwantoro, mengatakan tiga investor tersebut adalah PT Hermes Indonesia, PT Sudevam, dan PT Ghuru. Selain membuat pabrik gula, ketiganya juga mengembangkan pembangkit listrik yang bahan bakunya berasal dari ampas tebu.

"Yang dari India ini tidak hanya hasilkan pabrik gula, tetapi juga listrik. Jadi dari pabrik gula itu output utamanya listrik, karena kan pemerintah sangat tertarik untuk menyerap listrik-listrik yang dihasilkan oleh energi terbarukan itu dengan harga yang cukup menarik. Ini bahan bakunya dari ampas tebu," ‎ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Jumat (7/6/2017).

PT Hermes akan membangun pabriknya di Sampit, Kalimantan Tengah, di atas lahan seluas 50 ribu hektar (ha). Nilai investasinya sekitar Rp 2,6 triliun. Kemudian, PT Sudevam akan membangun pabrik di Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT), di atas lahan seluas 20 ribu ha. Nilai investasi pabrik ini mencapai Rp 2,6 triliun.

Sedangkan PT Ghuru akan membangun pabriknya di Sulawesi Tengah di atas lahan seluas Rp 30 ribu ha dengan nilai investasi sekitar Rp 1,6 triliun.‎ Masing-masing pabrik diperkirakan ‎mampu menghasilkan listrik antara 15-20 megawatt (MW).

"Jadi ada Hermes Indonesia, Sudevam, dan Ghuru di Sulawesi Tengah. (Ghuru) Dia baru mulai pengurusan lahannya," kata dia.

Menurut Syukur, ketiga pabrik tersebut rencananya akan mulai melakukan groundbreaking pembangunan pabriknya pada tahun ini. Diharapkan, pada 2019 pabrik-pabrik tersebut telah bisa beroperasi.

"Tiga pabrik ini groundbreaking tahun ini, mereka sudah mulai tanam tebu. (Pasokan bahan baku tebu) Ada yang kerja sama dengan petani dan ada yang dengan Kesatuan Pengolahan Hutan (KPH)," tandas dia.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.