Sukses

Jack Ma: Saya Tak Berbisnis dengan Pejudi dan Pemabuk

Perjalanan karier Jack Ma sehingga menjadi salah satu orang terkaya di dunia tidak mudah.

Liputan6.com, Jakarta - Pendiri Alibaba Group, Jack Ma adalah seorang pengusaha yang sukses. Orang terkaya di dunia ini juga terbuka untuk berbisnis dengan siapa saja, tapi tidak dengan kelompok orang tertentu. Siapa saja?

"Saya tidak berbisnis dengan alkoholik (pemabuk), pejudi dan yang berhubungan dengan narkoba," kata Jack Ma di acara She Era Alibaba Group Global Conference on Woman Entrepreneurship di Hangzhou International Expo di Hangzhou, Zhejiang, China, seperti ditulis, Selasa (11/7/2017).

Hal tersebut dikatakan Jack Ma setelah seorang pengusaha mengeluh pada Jack Ma bahwa suaminya, yang juga seorang pengusaha sukses selalu sibuk nongkrong dan minum-minum. Alasannya adalah bertemu dengan klien bisnis.

Dia bertanya apa yang harus dilakukan dan meminta orang terkaya itu untuk menasihati suaminya agar menghentikan kebiasaannya. "Itu hanya cari alasan saja. Partner bisnis yang didapat dari teman minum tak bisa dipercaya," jawab Jack Ma. Sontak hadirin yang berada di ruangan pun tertawa.

Jack Ma menegaskan, dia hanya melakukan itu dengan teman, bukan dengan partner bisnis. "No business, no drinking. Saya bilang sama mereka, alkohol akan menghancurkan hati, otak dan lain-lain," katanya.

Perjalanan karier Jack Ma sehingga menjadi salah satu orang terkaya di dunia tidak mudah. Banyak rintangan yang harus dilalui oleh dia. Sebelumnya, Jack pernah menjadi guru Bahasa Inggris dan sempat mencoba bekerja di sejumlah perusahaan, tapi ditolak.

Namun Jack tak pernah putus asa. Dari pengalamannya itu, Jack Ma bisa jadi orang terkaya di China. Kuncinya, Jack Ma selalu menekankan soal kedisiplinan, terutama saat di sekolah. Menurutnya, tak hanya harus pintar, pelajar juga harus punya perilaku yang baik. Sebelum 20 tahun, jadilah pelajar yang baik.

Kemudian, sebelum menginjak usia 30 tahun, Jack Ma mengatakan jika ingin sukses seseorang harus bergabung dengan perusahaan kecil. Setidaknya dia bisa belajar mengenai loyalitas, dan bagaimana cara mengembangkan perusahaan.

Nah, beranjak ke usia 30 sampai 40 tahun, mulailah berani untuk menjadi pengusaha. Namun jangan menjadi pengusaha di bidang yang tak dimengerti.

Beranjak tua di usia 50-60 tahun dan sistem perusahaan sudah berjalan, mulai percayakan roda perusahaan pada generasi muda. Setelah itu, barulah kita bisa menikmati hidup di hari tua.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.