Sukses

Jadi Negara Maju, Pendapatan Rakyat RI Harus Rp 12,2 Juta

Bank Indonesia (BI) menyatakan Indonesia masih memiliki banyak pekerjaan rumah untuk menjadi negara maju.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mengungkapkan saat ini masih banyak pekerjaan rumah untuk seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat Indonesia untuk menjadi negara maju.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo mengungkapkan untuk melihat Indonesia sudah masuk dalam kategori negara maju atau belum, salah satu indikatornya adalah pendapatan per kapita.

Pendapatan per kapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara. Pendapatan per kapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan nasional suatu negara dengan jumlah penduduk negara tersebut.

Agus menuturkan, saat ini pendapatan per kapita Indonesia adalah sekitar US$ 3.500 per tahun atau sekitar Rp 46 juta pert ahun. Angka ini masih masuk dalam kategori negara middle income atau kelas menengah.

"Untuk jadi negara maju, tentunya harus bisa mencapai pendapatan per kapita US$ 11 ribu. Jadi tantangan kita semua masih besar sekali," kata Agus di Menara Bidakara, Jakarta, Selasa (18/7/2017).

Jika dilihat dari kurs rupiah saat ini 13.313 per dollar AS, pendapatan per kapita masyarakat Indonesia saat ini sebesar Rp 46,5 juta per tahun atau Rp 3,8 juta per bulan.

Untuk menjadi negara maju, dibutuhkan US$ 11 ribu setara dengan Rp 146,4 juta per tahun atau pendapatan masyarakat per bulan harus Rp 12,2 juta per bulan.

Agus menuturkan, saat ini upaya yang dilakukan pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan terkait sudah sesuai jalur dalam mewujudkan Indonesia menjadi negara maju dengan menggenjot pembangunan infrastruktur.

Hal ini diperkuat dengan predikat layak investasi yang diberikan berbagai lembaga pemeringkat dunia, yakni Standard and Poor's, Moody's dan lainnya.

"Ini tentunya akan menjadi modal utama pemerintah dalam mendatangkan investor dalam rangka mempercepat pembangunan negara ini," tegas Agus. (Yas)

 

 

 

Saksikan Video Berikut di Bawah Ini:

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.