Sukses

3 Orang Kaya dan Sukses yang Punya Kekurangan

Liputan6.com, Jakarta - Kita sering bertanya-tanya, apa yang bisa membuat seseorang menjadi orang kaya dan sukses. Biasanya mereka yang sukses dan kaya punya kecerdasan, bakat, atau spesialisasi.

Namun seperti manusia pada umumnya, mereka pun pasti punya kekurangan. Beberapa di antara mereka bahkan memiliki kelainan atau termasuk berkebutuhan khusus. Hal ini membuktikan bahwa keterbatasan apapun tidak menghalangi untuk menjadi sukses.

Siapa saja mereka? Berikut ulasannya seperti dikutip dari CekAja.com:

Ingvar Kamprad: Pendiri IKEA

Entrepreneur asal Swedia, Ingvar Kamprad, dikenal akan kesuksesannya mendirikan IKEA yang cabangnya tersebar di seluruh dunia.

Siapa sangka, Kamprad ternyata menderita disleksia. Salah satu yang membedakan IKEA dengan perusahaan furnitur lain justru akibat dari disleksia yang diderita Kamprad.

Sebagai contoh, kode numerik diganti dengan nama-nama Eropa, tempat, dan pulau yang membuat konsumen lebih mudah mengidentifikasi jenis furnitur.

Disleksia membuat Kamprad sulit mengidentifikasi angka, sehingga dia menggunakan gambar atau huruf. Dan nyatanya cara ini membuat bisnisnya makin sukses.

Simak video menarik di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Richard Branson



Richard Branson: Miliarder Virgin Group

Richard Branson merupakan pendiri Virgin Group, korporasi yang mengontrol 400 perusahaan di bawahnya. Padahal semasa sekolah dulu dia sering dibilang pemalas dan bodoh karena nilai pelajaran yang buruk. Kenyataannya Branson bukan bodoh, melainkan menderita disleksia.

Disleksia yang diderita Branson membuatnya sulit untuk membaca dan mengintrepretasikan huruf, angka, dan simbol. Meski demikian, diseksia tidak berpengaruh terhadap kecerdasan secara keseluruhan.

Menyadari kelemahannya, Branson mulai menganalisis kelebihan yang dia miliki. Dia mempekerjakan orang-orang yang dapat melengkapi kelemahannya tersebut.

3 dari 3 halaman

Stephen Hawking


Stephen Hawking: Fisikawan

Stephen Hawking, ahli teori relativitas dan kuantum, menderita penyakit syaraf yang disebut Amytrophic Lateral Sclerosis (ALS). Penyakit ini melemahkan otot dan merusak fungsi motorik. Dia diagnosis saat masih berusia 21 tahun.

Kebanyakan penderita amytrophic lateral sclerosis, atau kurang dari 20 persen, tidak mampu bertahan hidup sampai lima tahun sejak diagnosis. Namun Hawking, yang kini berusia 75 tahun tetap terlihat kuat dan masih aktif berkarya.

Menurutnya, berpikir seperti orang normal membuatnya tetap hidup hingga saat ini. Jangan jadikan kekurangan sebagai penghalang. Jika mereka bisa, Anda pun pasti bisa.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.