Sukses

Jeritan Hati Korban First Travel

Liputan6.com, Jakarta - Impian ingin pergi umrah kini pun kandas. Impian itu kini berganti dengan harapan uang untuk pergi umrah dapat kembali.

Cerita itu dialami Rina (47), salah satu korban First Travel atau PT First Anugerah Karya Wisata, asal Pamulang. Perempuan kelahiran Jepara ini sudah bertahun-tahun mengumpulkan uang untuk umrah, tapi impiannya kandas. Rina menceritakan, kalau dirinya ingin pergi naik haji. Namun lantaran lama, ia memutuskan untuk pergi umrah dahulu.

"Sudah lama. Sekitar lima tahun (nabung)," ujar Rina saat dihubungi Liputan6.com, Minggu (23/7/2017).

Perempuan yang berprofesi sebagai asisten rumah tangga ini mengetahui First travel sejak 2015. Saat itu, First Travel belum ditemui masalah. Bahkan sudah mengantarkan jemaah untuk pergi umrah.

Rina menuturkan, kalau dirinya membayar umrah First Travel untuk pemberangkatan promo 2018 sekitar Rp 16,66 juta. Pembayaran dilakukan dua kali. Pertama, DP sebesar Rp 5 juta pada November 2016. Kedua, Februari 2017 sebesar Rp 11 juta.

Rina sempat dihubungi dapat tiket promo 2017 sebesar Rp 14,44 juta. Akan tetapi, uang kelebihannya Rp 2,22 juta belum dikembalikan. Selain itu, jadwal berangkatnya tidak pernah pasti.

"Itu biayanya sekitar Rp 16,66 juta. Dapat promo Rp 14 juta, tapi sisanya belum dikembalikan," tutur dia.

Rina menuturkan, kalau jadwal pemberangkatan juga mundur sehingga tidak ada kepastian.

Saat ini, Satuan Tugas Penanganan Dugaan Tindakan Melawan Hukum di Bidang Penghimpunan Dana Masyarakat dan Pengelolaan Investasi atau Satgas Investasi, kembali hentikan 11 entitas yang melakukan kegiatan penghimpunan dana masyarakat dan pengelolaan investasi tanpa izin, salah satunya First Travel.

Rina mengatakan, kalau dirinya sempat diberitahu untuk mengecek namanya di website First Travel terkait pembayaran dan status. Hal itu mengingat dirinya sudah melakukan pembayaran promo umrah First Travel. Dibantu temannya saat pengecekan, namanya justru tak ada. Padahal dia sudah melakukan pembayaran umrah dan memiliki bukti kwitansi. Oleh karena itu, Rina pun berharap uang yang dimasukkan ke First Travel dapat kembali.

Kwitansi First Travel

Seperti diketahui, ada puluhan ribu jemaah umrah yang masih tertunda keberangkatannya. Korban umrah First Travel ini pun ada yang mengungkapkan kekecewaannya tersebut dalam tulisan.

Dear Pemilik PT First Anugerah Karya Wisata (First Travel),

Entah di mana keberadaan pemilik First Travel dan sedang apa, tapi ketahuilah ribuan jamaah yang mendaftar umroh ke travel tersebut sedang sedih, gundah gulana, emosi, dan segala perasaan bercampur aduk.

Kami jamaah yang mendaftar umrah di travel tersebut menanti kemunculan pemiliknya. Ya, berani menunjukkan diri dan mengatakan ada apa sebenarnya ini.

Mampukah travel ini memberangkatkan ribuan jamaah yang sudah mendaftar di seluruh Indonesia atau malah sebaliknya?

Pernahkah para pemilik travel melihat kekecewaan jamaah yang menaruh harapan besar bisa berangkat umrah dalam waktu dekat? Pernahkan pemilik travel melihat bagaimana sejumlah jamaah menangis karena umrah ini?

"Saya sedih, bertanya ke Allah mengapa niat mulia saya untuk beribadah datang ke rumahMu malah seperti ini? Padahal saya sudah menabung bertahun-tahun,"Itulah suara dari salah satu jamaah.

Lihatlah dan jangan pura-pura tidak melihat. Dengarlah dan jangan pura-pura mendengar.

Kata-kata yang keluar dari jamaah yang sudah tak muda lagi itu membuat saya terdiam. Matanya berkaca-kaca dan suaranya memberat. Saya yang ada di sampingnya pun tak kuasa menahan air mata ini.

Bagaimana jika semua menjerit seperti ini? Apa pemilik travel hanya diam?

Ada berapa jamaah yang malu hanya karena sudah dijadwalkan berangkat tapi gagal jalan? Mereka menangis, malu bertemu tetangga karena sudah menggelar pengajian, nyatanya tak kunjung berangkat.

Dan berapa jamaah yang jatuh sakit atau bahkan meninggal akibat jadwal yang tak pasti? Please, jangan diam saja.

Lihatlah wajah para jamaah yang datang ke kantor travel. Bingung harus bersikap seperti apa--menarik dana yang ada, menunggu ketidakpastian, atau menambah biaya yang belum pasti juga keberangkatannya.

Ada puluhan atau ratusan jamaah yang memilih travel ini hanya karena ingin membahagiakan orangtuanya dengan memberangkatkan umroh, ada yang menabung bertahun-tahun agar bisa umroh. Tapi apa yang mereka dapat? Harapan yang tak kunjung datang.

Beberapa jamaah rela menempuh perjalanan antarprovinsi demi menuntut hak mereka. Tapi apa yang didapat, beberapa promo tak bisa proses refund 100 persen, hanya 50 persen.

Bagaimana jika dana yang balik hanya setengahnya atau bagaimana jika dana tak balik sama sekali? Kekhawatiran itu yang selalu muncul di pikiran.

Daftar sudah sejak kapan tapi kenapa harus potong 50 persen? Apa jawaban pemilik travel? Belum ada yang menjawab hingga saat ini. Semua diam, menghindar, seakan hilang tertelan bumi.

Para jamaah hanya mengharapkan satu hal, berangkatkan atau kembalikan uang mereka sepenuhnya!

 

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.