Sukses

Pasokan Langka, Harga Garam Naik di Bogor

Kenaikan harga garam mempengaruhi pengusaha olahan ikan asin.

Liputan6.com, Bogor - Sudah lebih dari tiga pekan terjadi kelangkaan garam dapur di Bogor, Jawa Barat. Meskipun barang tersedia, harganya pun naik dibandingkan sebelumnya.

Pada minggu ketiga di bulan Juli misalnya, harga garam bata di Pasar Bogor mencapai Rp 13 ribu per pak, naik dari sebelumnya Rp 8 ribu per pak. Sedangkan untuk harga garam halus mencapai Rp 3 ribu dari harga Rp 1500 per bungkus.

"Naiknya sangat melejit," kata Kepala Pasar Baru Bogor Iwan Arief Budiman, Rabu (26/7/2017).

Iwan juga mengaku heran dengan kenaikan harga garam tersebut. Padahal Indonesia merupakan negara maritim. Seharusnya produksi garam melimpah di negara ini.

"Sejak seminggu setelah lebaran, garam langka di pasaran. Setelah ada harganya langsung naik," terang Iwan.

Namun demikian, kenaikan harga garam tidak terlalu berpengaruh bagi masyarakat Bogor karena pemakaian garam sendiri bisa dipakai untuk berhari-hari.

"Pemakaian garam untuk rumah tangga cuma, kecuali pengolahan ikan asin, itu sangat berpengaruh," kata Iwan.

Di Pasar Ciawi, Kabupaten Bogor garam juga sulit dicari. Hanya beberapa pedagang saja yang masih menjualnya. Itu pun harganya mahal, dari Rp 1.500 per bungkus menjadi Rp 2.500.

"Dari sananya juga harganya sudah naik. Ini juga dikirim cuma sedikit," kata Odih pedagang di Pasar Ciawi.

Kenaikan harga garam juga terjadi di Gunungkidul, Yogyakarta. Selain itu, pasokannya tidak selancar biasanya.

Hal itu dirasakan Sulastri (60), pedagang Pasar Argosari, Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta, yang sudah puluhan tahun berjualan kebutuhan sehari-hari. Ia mengaku pasokan garam ke tokonya sudah seminggu ini kosong.

Ia tinggal memiliki beberapa kotak garam bermerek Zebra. Biasanya, dirinya dalam seminggu mendapatkan pasokan sebanyak ratusan bal yang terdiri dari ratusan bungkus garam.

"Sudah sejak seminggu tidak ada kiriman dari produsen. Tinggal ya segitu," katanya, Senin (24/7/2017).

Sulastri mengaku tidak hanya garam merek yang minim pasokan, tapi garam grosok atau non-yodium juga sama. Informasi dari pemasok karena wilayah Pati, Jawa Tengah, sering hujan, memengaruhi produksi garam. (Achmad Sudarno)

Tonton video menarik berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.