Sukses

First Travel Minta Peserta Tambah Dana Bila Berangkat Umroh

First Travel menawarkan dua solusi kepada jemaah umroh yang belum berangkat.

Liputan6.com, Jakarta Agen perjalanan PT First Anugrah Karya Wisata atau First Travel telah menutup program promo umroh sesuai keputusan Otoritas Jasa Keuangan  (OJK) melalui Tim Satgas Waspada Investasi.

Di tengah kegundahan konsumen yang meminta pertanggungjawaban, karena tak kunjung berangkat umroh, First Travel menawarkan dua solusi. Pertama, yaitu refund biaya pendaftaran dan kedua berangkat namun meminta peserta harus melakukan upgrade.

Ini diungkapkan peserta program umroh First Travel, Andika (32), yang telah melakukan mediasi dengan bagian hukum agen First Travel di kantornya di Gedung GKM Green Tower, Lantai 16, Jalan TB Simatupang, Jakarta Timur.

"Mereka mengatakan yang bermasalah itu yang berangkat 2017, dan mereka jika ingin tetap berangkat harus upgrade ke paket reguler," kata Andika saat berbincang dengan Liputan6.com, Rabu (26/7/2017).

Dari data First Travel, paket reguler dengan tarif paling murah Rp 19,9 juta belum termasuk PPN 1 persen. Sementara program promo umroh yang selama ini ditawarkan ke masyarakat sebesar Rp 14,3 juta. Dengan demikian, para peserta yang ingin tetap berangkat umroh harus menambah dana Rp 5,6 juta.

Namun, Andika menuturkan, First Travel menyampaikan bagi para peserta yang sudah mendaftar untuk keberangkatan 2018 tidak perlu melakukan upgrade, karena sudah sesuai dengan paket reguler. Hanya saja mengenai keberangkatan, masih harus menunggu antrean jemaah yang belum berangkat.

"Yang sudah upgrade ini dijanjikan akan berangkat mulai November, dan yang daftar untuk keberangkatan 2018 kalau tidak ada halangan akan berangkat saat Ramadan tahun depan. Jadi kita tunggu saja dulu," terang dia.

Rahmawati (36), peserta dari Yogyakarta mengaku sudah mendaftar program promo umroh pada 2015 untuk keberangkatan 2017. Namun hingga kini dia belum berangkat.

Dia pun sudah menambah biaya sesuai permintaan First Travel sebesar Rp 1,5 juta dengan janji berangkat pada Ramadan 2017. "Tapi sampai sekarang belum berangkat, malah tahu-tahu ada berita yang enggak enak ini di media," tutur dia.

Usai melihat pemberitaan di media, Rahma langsung mencoba menghubungi agen tempatnya mendaftar. "Tapi ya nomornya tidak aktif, makanya langsung saya ke Jakarta, ke sini," tandas dia.

Sementara Nita (48) jauh-jauh dari Lampung mendatangi kantor First Travel di Gedung GKM Green Tower, Lantai 16, Jalan TB Simatupang, Jakarta Timur.

"Karena agen yang nawarin kita saat itu sudah hilang entah kemana, nomernya dihubungi sudah tidak aktif, makanya saya langsung ke Jakarta untuk menanyakan permasalahan yang ada di media-media itu," ungkap Nita.

Nita mengaku dia dan anaknya mendaftar program umroh di First Travel pada 2016 untuk keberangkatan pada 2018. Dia telah menyetor biaya pendaftaran sebesar Rp 16,5 juta dan dijanjikan berangkat pada Ramadan 2018.

Direktur Utama First Travel, Andika Surachman sebelumnya saat dikonfirmasi mengaku akan menghentikan penawaran maupun pendaftaran perjalanan umrah promo yang dibanderol Rp 14,3 juta sesuai keputusan Satgas Waspada Investasi.

"Berdasarkan kesepakatan dengan Satgas, untuk program promo dihentikan dulu. Tapi yang reguler dan VIP tetap jalan," kata Andika saat dihubungi Liputan6.com melalui pesan singkat di Jakarta, Minggu (23/7/2017).

Pasca-keputusan Satgas Waspada Investasi ini, Andika berjanji akan memperbaiki manajemen internal First Travel untuk mengembalikan lagi kredibilitas perusahaan dan kepercayaan masyarakat. Caranya dengan memberangkatkan jemaah umrah yang selama ini tertunda.

"Sudah pasti kami akan memperbaiki manajemen internal. Setelah itu pembuktian keberangkatan kembali (jemaah umrah)," tegasnya.

Andika mengungkapkan, ada sekitar lebih dari 25 ribu jemaah umrah yang masih tertunda keberangkatannya. "Saya sampaikan ada 25 ribuan jemaah. Tapi masih dikroscek ulang karena ada jemaah yang refund (pengembalian uang)," tutur dia.

Tonton video menarik berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.