Sukses

Harga Pangan Stabil, Inflasi Juli Diprediksi 0,18 Persen

Proyeksi inflasi yang lebih rendah ini seiring dengan penurunan permintaan bahan pangan yang berpengaruh terhadap harga jual.

Liputan6.com, Jakarta Ekonom memperkirakan inflasi Juli 2017 akan berada di kisaran 0,18 persen sampai 0,35 persen atau lebih rendah dari realisasi 0,69 persen di Juni 2017. Proyeksi inflasi yang lebih rendah ini seiring dengan penurunan permintaan bahan pangan yang berpengaruh terhadap harga jual.

"Inflasi Juli ini diperkirakan 0,18 persen (month to month) atau 3,84 persen (Year on Year)," kata Ekonom dari Bank Permata, Josua Pardede di Jakarta, Selasa (1/8/2017).

Josua menerangkan, inflasi dari gejolak harga pangan cenderung menurun di bulan ketujuh ini seiring menurunnya permintaan komoditas pangan pasca Idul Fitri.

"Terkendalinya harga tidak terlepas dari berbagai kebijakan yang ditempuh pemerintah di tingkat pusat dan daerah, serta koordinasi yang baik antara pemerintah dan Bank Indonesia (BI) dalam menangani inflasi pangan di 2017," jelasnya.

Beberapa komoditas pangan yang harganya cenderung merosot pada Juli 2017, diakuinya, beras (-0,2 persen MoM), telur ayam (-0,4 persen MoM) dan minyak goreng (-0,2 persen MoM). Adapula beberapa komoditas pangan yang cenderung meningkat antara lain, cabe merah keriting (8,7 persen MoM), bawang merah (15,5 persen MoM), daging ayam (1,4 persen MoM).

Lebih jauh Josua menuturkan, inflasi dari harga-harga barang yang diatur pemerintah (administered prices) cenderung menurun seiring  koreksi pada tarif angkutan antar kota, angkutan udara, dan kereta api karena menurunnya permintaan paska Idul Fitri.

Sementara inflasi inti cenderung meningkat didorong oleh kenaikan biaya pendidikan seiring tahun ajaran baru sekolah. "Kami perkirakan inflasi hingga akhir tahun ini akan mencapai sasaran 4 plus minus 1 persen," tuturnya.

Terpisah, Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adinegara memproyeksikan inflasi Juli 2017 di kisaran 0,35 persen (MoM). Inflasi tahun kalender Januari-Juli diprediksi sampai dengan 2,73 persen.

"Kontribusi utama masih dari harga-harga barang yang diatur pemerintah, dampak dari kenaikan tarif listrik, air PAM, masih dirasakan hingga Juli meskipun turun tidak sebesar Juni," ia menerangkan.

Bhima memperkirakan terjadi lonjakan harga jual garam pada minggu kedua Juli. "Komponen gejolak harga pangan secara umum relatif terjaga. Tapi perlu diwaspadai komoditas garam yang harganya naik dari minggu kedua Juli," ucapnya.

Pemerintah, sambungnya, juga perlu mewaspadai inflasi inti yang diprediksi masih akan rendah. Hal itu mencerminkan pelemahan permintaan agregat. "Sehingga pada akhir 2017, inflasi sangat mungkin lebih dari 4,5 persen (YoY)," tandas Bhima.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.