Sukses

Pengembang Nasional Diajak Investasi Properti di Nepal

beberapa investor Nepal juga sedang melirik Yogyakarta khususnya kawasan di sekitar Candi Borobudur untuk dibangun hotel.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Nepal membuka pintu selebar-lebarnya bagi pengembang Indonesia yang ingin berinvestasi dan membangun proyek properti di negara tersebut. Saat ini, negara yang sebagian wilayahnya berada di lereng pegunungan Himalaya itu membutuhkan banyak pasokan rumah dan apartemen, selain hotel, dan rumah sakit.

Konsulat Jenderal (Konjen) Kehormatan Nepal untuk Indonesia yang berkedudukan di Jakarta, Bally Saputra Datuk Janosati mengatakan, dalam waktu dekat, dirinya berencana membawa sejumlah pengembang nasional yang tergabung di dalam Realestat Indonesia (REI) untuk melihat peluang investasi properti di negara berpenduduk 28 juta jiwa tersebut. Diungkapkan Bally, kebutuhan rumah di Nepal masih cukup tinggi, dengan harga jual yang lebih mahal dibandingkan Indonesia.

“Ini adalah kesempatan bagi pengusaha properti Indonesia. Sekarang Nepal masih butuh banyak sekali rumah tempat tinggal, di samping peluang pengembangan resort, hotel, apartemen dan rumah sakit,” papar dia kepada wartawan di Jakarta, Jumat (4/8/2017).

Sementara itu, ungkap Bally, beberapa investor Nepal juga sedang melirik Yogyakarta khususnya kawasan di sekitar Candi Borobudur untuk dibangun hotel.

Menurut rencana akhir Oktober atau awal November 2017 mendatang, Pemerintah Nepal akan menggelar forum bisnis pengusaha Indonesia dan Nepal di Kathmandu yang langsung dihadiri Perdana Menteri Nepal Sher Bahadur Deuba.

Pascagempa pada 2015 silam, kondisi perekonomian Nepal semakin membaik. World Bank bahkan memprediksi, perekonomian Nepal tahun ini akan tumbuh 5 persen, jauh melonjak ketimbang 0,6 persen pada 2016. Salah satu pemicunya adalah kondisi politik yang semakin stabil, selain produksi agrikultur yang terus membaik.

Peluang investasi

Pemerintah Republik Indonesia telah resmi mengeluarkan surat pernyataan pengakuan hak kekonsuleran kepada Bally Saputra Datuk Janosati sebagai Konsul Jenderal Kehormatan Nepal untuk Indonesia yang berkedudukan di Jakarta. Penyerahan eksekuator diberikan Menteri Luar Negeri RI, Retno L.P Marsudi yang diwakili Direktur Fasilitas Diplomatik Kemenlu Ade Sukendar.

Bally merupakan pengusaha properti nasional asal Sumatera Barat yang kini menjabat Chief Executive Officer (CEO) Riyadh Group Indonesia, dan juga Sekretaris Badan Pertimbangan Organisasi Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI). Dia dikenal sebagai pengembang high rise building khususnya apartemen di Jakarta, Depok, Tangerang, Bandung dan Medan.

Selain mulai mengembangkan kawasan industri dan pusat pertokoan di sejumlah daerah di Indonesia, serta beberapa properti penunjang pariwisata di Sumatera Barat.

“Dengan ini,kami mengakui kedudukan Saudara Bally Saputra Datuk Janosati dan menerangkan bahwa beliau dalam menjalankan pekerjaannya sebagai Konsul Kehormatan Nepal untuk Indonesia mendapat segala kekuasaan dan hak-hak istimewa, sebagaimana diperbolehkan bagi Wakil-Wakil Konsuler oleh Hukum antar Bangsa-Bangsa atau oleh Undang-Undang Republik Indonesia,” demikian isi surat pernyataan pengakuan yang ditandatangani Menlu Retno L.P Marsudi.

Sebelumnya, Bally Saputra pada 7 Juli 2017 di Kuala Lumpur lebih dahulu telah menerima Letter of Commission (LoC) dari Pemerintah Nepal yang menunjuk dirinya sebagai Konjen Kehormatan Nepal untuk Republik Indonesia terhitung sejak 22 Mei 2017 dengan masa jabatan selama tiga tahun. LoC ditandatangani Menteri Luar Negeri Nepal, Dr Prakash Sharan Mahat yang penyerahannya diwakili Duta Besar Nepal untuk Malaysia, Indonesia dan Philipina, Dr. Niranjan Man Singh Basnyat.

Selain di sektor properti, dalam jangka pendek dan menengah, menurut Bally, Pemerintah Nepal berencana untuk membuka rute penerbangan langsung dari Kathmandu ke Jakarta dan sebaliknya, maupun Kathmandu-Yogyakarta dengan maskapai Himalaya Airline dan Garuda Indonesia. Hal ini dilakukan dalam upaya meningkatkan hubungan antarnegara, terutama di bidang pariwisata dan keagamaan.

Nepal terletak antara India dan Tibet, wilayah China. Negara ini merupakan negara dengan penduduk mayoritas beragama Budha. Bahkan, sebagian besar masyarakat meyakini kalau Sidharta Gautama atau Budha lahir di Taman Lumbini yang kini berada di wilayah Nepal, bukan di India.

“Nepal dan Indonesia memiliki keterikatan yang erat di bidang keagamaan. Karena Budha lahir di Nepal, sedang di Indonesia berdiri candi Budha terbesar dan termegah yakni Candi Borobudur. Untuk itu, kami mendorong terwujudnya sister city antara Lumbini dan Yogyakarta,” papar Bally yang juga Ketua Bidang Pertanahan dan Kawasan DPP Gebu Minang yang diketuai Ketua Umum DPP Gebu Minang Oesman Sapta.

Di bidang perdagangan, Nepal membutuhkan banyak suvenir khas untuk dijual kepada wisatawan yang datang ke negeri yang sebagian besar wilayahnya berada di lereng Pegunungan Himalaya tersebut. Indonesia dengan dukungan industri kreatifnya yang cukup maju, ujar Bally, memiliki peluang besar untuk memasok kebutuhan barang suvenir khas Nepal tadi.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.