Sukses

Kepala BI Jabar: Warga Garut Banyak yang Belum Kenal BI

Kepala BI Jabar Wiwiek Widayat menuturkan, masyarakat Garut hingga kini belum ketahui BI, termasuk fungsi dari lembaga tersebut.

Liputan6.com, Garut - Kepala Bank Indonesia (BI) wilayah Jawa Barat (Jabar) Wiwiek Sisto Widayat, mengakui, masih banyak masyarakat Garut yang hingga kini belum mengetahui Bank Indonesia (BI) termasuk fungsi dari lembaga bank sentral Indonesia itu.

"Di sini banyak sekali yang hadir, tapi banyak yang tidak kenal juga dengan Bank Indonesia dan fungsinya kami sebagai apa," ujar dia dalam sambutan pembukaan BI Corner, di Garut, Selasa (08/08/2017).

Dia menuturkan, Bank Indonesia (BI) adalah lembaga yang berperan sebagai pusat pemegang kebijakan moneter tertinggi di Indonesia. "Pokoknya kalau bicara mengenai uang, inflasi dan suku bunga itulah kebijakan moneter, itulah kami," ujar dia yang disambut antusias tamu pengunjung yang datang.

Bukan hanya itu, ujar dia, fungsi BI lainnya adalah menjaga sistem pembayaran dan lembaga keuangan secara nasional. "Jika ibu bapak sebagai kontraktor yang sering berhubungan dengan pemerintah daerah nan fungsi ada di dalamnya," ujar dia.

Dalam kesempatan itu, Bank Indonesia wilayah Jawa Barat membagikan 20 'gerobak barokah' bagi pelaku usaha UMKM Garut. Selain itu, BI secara resmi membuka BI Corner di Kabupaten Garut. Program ini merupakan pertama kali dibuka di luar kabupaten Bandung.
"Biasanya kami buka BI Corner di universitas, tapi di daerah kami khusus buka di di as perpustakaan Garut," tutur dia.

Melalui program Peduli Sosial Bank Indonesia (PSBI), saat ini program tersebut sudah menyebar di 240 titik BI Corner secara nasional, sedangkan di wilayah Jawa Barat merupakan program keenam. "Kalau plus perpustakaannya mungkin kedua setelah bandung," ujar dia.

Dibukanya BI Corner, kata dia, diharapkan mampu menjadi pelepas dahaga masyarakat Garut untuk meningkatkan minat baca dan pengetahuan secara umum. "Semoga bisa dimanfaatkan dengan baik, kalau literaturnya kurang silakan sampaikan ke kami biar kami menyesuaikan," kata dia.

Dengan keadaan IPM Garut yang berada di level 63 atau masih berada di bawah IPM minimum provinsi Jawa Barat yang mencapai 70,59, keberadaan sarana pembuka wawasan seperti perpustakaan berkualitas harus menjadi prioritas. "Ini tantangan, bagaimana kita bisa meningkatkan literasi agar pengetahuannya terus berkembang," kata dia.

Sementara itu, Bupati Garut Rudy Gunawan mengatakan, kehadiran BI Corner diharapkan mampu menjawab kebutuhan masyarakat Garut terhadap literasi bacaan berkualitas.

"Tentu masih kurang, terutama literatur untuk Perguruan Tinggi. Kalau dibantu literatur buku yang banyak, bakal banyak membantu mahasiswa dalam membuat karya ilmiah yang mumpuni," ujarnya.

Rudy mengakui, di tengah masih rendahnya IPM warganya di tingkat provinsi, lembaganya terus berupaya meningkatkan mutu kualitas pendidikan, salah satunya penyediaan perpustakaan yang baik.

"Kami banyak menerima bantuan dari provinsi, tapi tidak terserap. Tahun ini bantuan tidak terserap mencapai Rp 21 miliar untuk pembuatan buku SD dan SMP. Coba kalau provinsi membuat bukunya saja dan berikan ke kami, tentu bisa meningkatkan kunjungan ke perpustakaan sebab gedungnya ber-AC," kata dia.

Saat ini Garut memiliki 360 ribu siswa sekolah dasar (SD), 140 ribu siswa SMP, 58 ribu siswa SMA dan 16 Perguruan tinggi. "Nanti di samping lokasi bekas bencana ini akan kita sulap menjadi taman bacaan yang rindang, sehingga lebih banyak lagi pengunjung yang datang," kata dia berharap. (Jayadi Supriadin)

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.