Sukses

Wall Street Berayun Melemah Usai Trump Peringatkan Korea Utara

Jepang menyatakan Korea Utara kemungkinan telah mengembangkan hulu ledak nuklir dan memperingatkan adanya ancaman nyata dari Pyongyang.

Liputan6.com, Jakarta - Wall Street berada di zona merah pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Aksi jual melanda bursa Amerika Serikat (AS) setelah Presiden AS Donald Trump bersumpah untuk menanggapi secara agresif setiap ancaman Korea Utara.

Mengutip Reuters, Rabu (9/8/2017), Dow Jones Industrial Average (DJIA) berakhir turun 33,08 poin atau 0,15 persen pada 22.085,34. S&P 500 kehilangan 5,99 poin atau 0,24 persen ditutup pada 2.474,92 dan Nasdaq Composite turun 13,31 poin atau 0,21 persen menjadi 6.370,46.

Sepuluh dari 11 sektor pembentuk S&P 500 berakhir lebih rendah setelah komentar dari Presiden Trump. Satu-satunya sektor yang bergerak positif adalah sektor utilitas.

Sebenarnya Wall Street mampu menguat di awal perdagangan Selasa. Namun kemudian bursa saham AS anjlok usai Trump mengatakan bahwa akan menyambut setiap tindakan provokatif Korea Utara dengan "api dan kemarahan".

"Tanggapan Trump yang sangat agresif itu membuat keadaan pasar berbalik turun," jelas salah satu Direktur O’Neil Securities, Ken Polcari.

Sebelumnya, Jepang menyatakan bahwa Korea Utara kemungkinan besar telah mengembangkan hulu ledak nuklir dan memperingatkan adanya ancaman yang cukup nyata dari program senjata yang sedang dijalankan oleh Pyongyang.

Korea Utara sebenarnya telah mendapat sanksi dari Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB). Namun sanksi tersebut sepertinya tidak diindahkan dan terus melakukan uji coba berbagai senjata berat.

"Pemerintah Korut melihat sanksi tersebut sebagai pelanggaran keras terhadap kedaulatan yang disebabkan rencana AS untuk mengisolasi dan Korut," sebut pernyataan resmi Pemerintah Korea Utara.

Pyongyang pun memastikan sanksi tersebut tidak akan ampuh membuat mereka mau bernegosiasi terkait program senjata nuklir. Bukan cuma itu, dengan dijatuhkannya sanksi baru ini, dipastikan tidak bisa menghentikan rencana penguatan kemampuan atom yang sudah direncanakan.

Donald Trump pun berang mendengar pernyataan dari Korea Utara tersebut dan menanggapinya dengan berapi-api. Para investor di Wall Street sepertinya langsung mengambil langkah. Mereka tak begitu menyukai tindakan yang sangat berapi-api dari Presiden Trump tersebut dengan melakukan aksi jual.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.