Sukses

Bos Crown Group Ajak Orang RI Investasi Properti di Australia

Investasi properti masih menggiurkan di tengah melambatnya ekonomi dunia.

Liputan6.com, Jakarta Taipan properti Australia kelahiran Indonesia, Iwan Sunito, mengajak para orang kaya RI untuk berinvestasi properti di negeri Kanguru. Pasar properti Australia dinilai masih menggiurkan.

"Properti masih menjadi bisnis yang menjanjikan di tengah melambatnya ekonomi dunia," ujar Iwan Sunito, Jumat (10/8/2017).

Menurut studi Global Head of Residential Knight Frank, Lord Andrew Hay, golongan super kaya dunia semakin tertarik terhadap Sydney dan Melbourne. Selama 10 tahun terakhir fokus golongan superkaya tersebut lebih kepada penciptaan kekayaan. Namun, untuk beberapa tahun ke depan bertransformasi menjadi pelestarian kekayaan.

Managing Director SQM Research Pty Ltd, Louis Christopher, menilai harga residensial di Sydney pada akhir 2017 dibandingkan tahun sebelumnya akan naik sekitar 11-16 persen.

Sementara itu, menurut data terbaru dari CoreLogic, harga tempat tinggal rata-rata di Sydney meningkat 18,9 persen dalam 12 bulan sampai dengan pertengahan Maret, dan 14,7 persen di Melbourne. Dari Januari 2009, harga hunian di Sydney telah melonjak 106 persen. Pertumbuhan harga Melbourne juga menguat atau naik 89 persen dalam periode yang sama.

Investasi properti di Australia kebanyakan didominasi oleh investor asal China, yaitu sekitar Rp 240 triliun di tahun lalu. Angka tersebut naik sekitar 30 persen dari tahun keuangan sebelumnya, yang mencapai Rp 184 triliun atau naik Rp 60 triliun dari 2015. 

Iwan Sunito akan melakukan kunjungan singkat ke Jakarta untuk menghadiri seminar "How To Build Property Empire" pada Senin nanti. Pria yang dinobatkan sebagai 2015 Australia Property Person of The Year ini akan membeberkan rahasianya dalam membangun bisnis properti di luar negeri, yaitu Australia.

Berdasarkan data konsultan properti terbesar di dunia, Knight Frank, Sydney dan Melbourne, Australia menempati posisi ke-11 sebagai kota yang diincar para investor dunia, salah satunya Indonesia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.