Sukses

Menteri Susi Ajak Kalangan Mahasiswa dan Akademisi Jaga Laut RI

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menuturkan, Indonesia memiliki potensi maritim yang besar tapi belum dimanfaatkan maksimal.

Liputan6.com, Surabaya - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menuturkan, Indonesia memiliki potensi maritim yang besar. Akan tetapi, belum dapat dimanfaatkan secara maksimal. Salah satu penyebabnya adalah pencurian sumber daya kelautan oleh nelayan-nelayan asing.

Susi bersama anak buahnya mencari regulasi yang mampu memotong rantai pencurian dengan cara menenggelamkan kapal-kapal asing.

"Kapal-kapal asing itu banyak yang melakukan transhipment di laut. Saya bilang kepada para duta besar agar kapal-kapal tersebut harus ke port. Masuk ke pelabuhan. Kalau tidak, saya tenggelamkan," tutur Susi, dalam Orasi Ilmiah dan Talkshow bertajuk Pembangunan Ekonomi Maritim, yang merupakan bagian acara Dies Natalis ke-56 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, Jumat (11/8/2017).

Susi menerangkan, penangkapan ikan oleh kapal-kapal asing sangat asimetris dengan kapabilitas peralatan tangkap ikan yang dimiliki kapal-kapal Indonesia. Ia mencontohkan, alat tangkap ikan berupa jejaring minimal berukuran 50 meter. Sedangkan, ribuan kapal asing secara ilegal setiap hari memasuki perairan Indonesia.


"Moratorium (investasi penangkapan ikan oleh asing) saya berlakukan selama enam bulan. Setelah itu saya perpanjang lagi. Kemudian saya bikin permen (peraturan menteri)," kata dia.

Menteri Susi menyampaikan agar mahasiswa juga perlu melibatkan diri dalam menjaga kedaulatan NKRI salah satunya kelautan yang luas.

"Karena luas laut kita sangat besar tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah saja, itu memang tidak efektif, maka itu saya ajak mahasiswa untuk ikut serta menjaga dan mengawasi kedaulatan kelautan kita dan ini penting dipahami karena negeri ini punya laut yang luas," ujar Susi Pudjiastuti.

Selain itu Susi menekankan juga laut Indonesia yang luas juga kaya akan berbagai isinya. Di situlah yang menjadi negara lain melirik dan mengambil kekayaan alam laut Indonesia.

"Tugas saya tidak hanya menenggelamkan kapal pencuri ikan saja. internal pemerintah awalnya saya juga dianggap hanya bisa menenggelamkan kapal, tanpa mampu menjaga kekayaan laut itu sendiri. Ini kan bukan perkara kecil," kata Susi.

Dirinya juga mengakui koordinasi langsung dengan banyak pihak dan berkonsultasi langsung dengan Presiden Joko Widodo terkait upaya menjaga kedaulatan kelautan negeri ini.  "Hal itu memang bukan tugas yang ringan Dan itu memang jadi bagian mahasiswa yang ada di sini," tukasnya.

Dalam kehadirannya itu juga di Unair, Susi minta kepada Rektor Universitas Airlangga  Mohammad Nasih untuk mengirimkan lima mahasiswa terbaik dari masing-masing fakultas di Unair untuk diseleksi.

"Mereka akan mengikuti seleksi dan nanti tugasnya adalah ikut serta menjaga kedaulatan laut kita yang memang luas ini, Beri saya 5 mahasiswa terbaik dari masing-masing fakultas di Unair Surabaya," kata dia.

Sementara itu, Rektor Universitas Airlangga Mohammad Nasih mengharapkan agar pemerintah, pelaku usaha dan akademisi dapat memformulasikan pembangunan ekonomi maritim yang mampu memberikan kesejahteraan bagi semua.

"Saya berharap agar pelaku usaha kemaritiman nanti bisa sejahtera seperti bu Susi. Dalam kuliah perekonomian kali ini, saya berharap agar Bu Susi juga bisa memberikan ide-ide kepada kami dalam hal pembangunan ekonomi kemaritiman," kata Nasih.

Dalam kesempatan sama, Susi Pudjiastuti berpesan agar civitas akademika Universitas Airlangga mampu menjadi garda terdepan dalam menjaga laut Indonesia.

"Orang-orang dengan pendidikan lebih tinggi dan memiliki kewenangan mempunyai tanggung jawab untuk menjaga laut Indonesia. Melalui forum diskusi ini, saya titipkan pengelolaan laut ini kepada Anda semua," ujar Susi.

Selain itu, Menteri Susi dan Rektor Universitas Airlangga. menandatangani kerjasama Tri Dharma Perguruan Tinggi Bidang Perikanan dan Kelautan.

 

Saksikan Video Menarik di Bawah:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.