Sukses

JK Bocorkan Isi Pidato Nota Keuangan

Pidato Kenegaraan Presiden diselenggarakan untuk kepentingan umum, yang dilakukan pada setiap Hari Ulang Tahun Kemerdekaan.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengungkapkan isi pidato kenegaraan tentang nota keuangan, yang akan disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Rabu 16 Agustus 2017 di depan DPR RI adalah mengenai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang harus selalu berkesinambungan, setidaknya dalam 5 tahun masa pemerintahan.

"APBN itu harus bersambung selama 5 tahun, setidak-tidaknya untuk menyelesaikan rencana lima tahunan," kata JK di kantornya, Jakarta, Selasa (15/8/2017).

Dalam kesinambungan tersebut, pemerintah harus memenuhi kebutuhan masyarakat. Seperti peningkatan kualitas mutu manusia, pendidikan, kesehatan, serta infrastruktur.

"Jadi tentu masih berkutat pada peningkatan manusia, pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur serta mendorong masyarakat untuk berusaha. Itu konteksnya APBN itu," tegas JK.

Sebelumnya, Wakil Ketua DPR RI Korkesra Fahri Hamzah telah meninjau pelaksanaan gladi bersih Sidang Tahunan MPR, Sidang Bersama DPR dan DPD RI, serta Sidang Paripurna DPR RI Pembukaan masa Sidang I Tahun Sidang 2017-2018 di Gedung Nusantara, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (14/08/2017).

“Semua sudah bagus. Kita siap menunggu kedatangan Presiden beserta anggota kabinet dan seluruh undangan,” ujar Fahri.

Fahri berharap agar dalam pidato kenegaraannya, presiden mampu memberikan inspirasi, motivasi dan semangat. Dan dalam pidato anggaran, presiden diharapkan untuk memaparkan proposal-proposal teknis, khususnya tentang bagaimana presiden akan membiayai sisa infrastruktur, dan apakah presiden akan meneruskan kebijakan pencabutan subsidi yang dirasakan cukup menyulitkan bagi masyarakat.

“Mudah-mudahan pidato presidennya dapat memberi semangat kepada kita, supaya kita bisa maju terus. Pidato Kenegaraan Presiden diselenggarakan untuk kepentingan umum, yang dilakukan pada setiap Hari Ulang Tahun Kemerdekaan. Kita berharap, presiden memberi tenaga dalam pidatonya, kepada rakyat dan bangsa Indonesia. Tidak boleh ada pesimisme, ketakutan, kecemasan yang berlebihan. Presiden harus membangkitkan optimisme dan memberikan motifasi, serta membuat kita bangga sebagai bangsa,” tandasnya.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.