Sukses

Cara Sri Mulyani Bawa Ekonomi RI Tumbuh Tinggi

Pemerintah memutuskan tidak menaikkan harga barang yang diatur pemerintah, seperti BBM, elpiji subsidi ukuran 3 kg, dan tarif listrik.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati optimistis target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen pada 2017 akan tercapai. Tanpa kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan memacu belanja pemerintah, diharapkan dapat mendorong perekonomian nasional.

"Kebijakan fiskal di 2017 kan defisit cukup besar. Harapannya belanja negara meningkat di semester II yang diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi," kata Sri Mulyani di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (24/8/2017).

Kebijakan lain, sambungnya, pemerintah memutuskan tidak menaikkan harga barang yang diatur pemerintah, seperti BBM, elpiji subsidi ukuran 3 kilogram (kg), dan tarif listrik. Dengan kebijakan tersebut, Sri Mulyani berharap dapat menjaga inflasi sesuai target 4 persen di APBN 2017.

"Pemerintah tidak naikkan harga administered, sehingga akan menurunkan ekspektasi inflasi," ujarnya.

Kombinasi antara meningkatkan belanja pemerintah dan pengendalian inflasi tersebut diyakini Sri Mulyani akan menciptakan kembali kepercayaan dan optimisme dari masyarakat serta investor pada semester II.

"Belanja negara meningkat, disbursement makin baik, sehingga uang itu muncul dan bergulir di masyarakat, serta menaikkan momentum pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian optimisme bisa terjaga dan itu sudah kita lakukan di 2017," tuturnya.

Sementara untuk 2018, dia mengatakan, pemerintah dan DPR akan membahas Rancangan APBN tahun depan dalam waktu dekat. Asumsi makro maupun postur anggaran, termasuk kebijakan fiskal pemerintah pada 2018 akan dibahas bersama anggota parlemen.

"Kita bahas dengan dewan untuk defisit 2,19 persen dari PDB, postur penerimaan, apakah ada insentif, ada belanja yang perlu ditekankan, atau dikurangi, itu semua akan dibahas dengan dewan," ucap mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.

Kebijakan fiskal pemerintah ini untuk melengkapi kebijakan moneter dari Bank Indonesia (BI) yang telah memangkas suku bunga acuan 7-Days Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin menjadi 4,5 persen guna memacu pertumbuhan ekonomi.

"Ini satu set yang disebut kebijakan fiskal, moneter, dan kebijakan pemerintah di sektor riil. Itu semua secara bersama akan memengaruhi kegiatan ekonomi di masyarakat," tukas Sri Mulyani.

Tonton video menarik berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.