Sukses

Arab Saudi Terbitkan Surat Utang dalam Bentuk Yuan

Harga minyak yang terus anjlok membuat anggaran Arab Saudi semakin tak sehat.

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak yang terus anjlok membuat anggaran Arab Saudi semakin tak sehat. Alhasil, Arab harus berutang miliaran dolar Amerika untuk menambal defisit anggaran mereka.

Kali ini, tak hanya dalam bentuk dolar, Arab Saudi juga berencana menerbitkan surat utang dalam bentuk mata uang yuan.

Seperti dilansri dari Reuters, Jumat (25/8/2017), mendapatkan dana tersbeut diyakini bisa memberikan Arab Saudi fleksibilitas finansial dan kesuksesan bagi China yang merupakan pasar besar untuk minyak Arab. Di sisi lain, China juga ingin menjadikan yuan sebagai mata uang dunia.

"Salah satu tujuannya adalah untuk membedakan basis pinjaman untuk Arab Saudi," kata Wakil Menteri Ekonomi dan Perencanaan Mohammed al-Tuwaijri dalam konferensi Saudi-China di Jeddah.

"Kita akan melakukan itu melalui akses ke investor atau likuiditas di pasar. China saat ini adalah salah satu pasar teratas. Kita juga akan mengakses pasar lain dalam hal peluang pendanaan lain, surat utang dan lainnya," tambahnya.

Tuwajiri menambahkan, Arab Saudi akan mempertimbangkan pendanaan dari renminbi dan produk lainnya dari China.

Arab Saudi tertarik untuk melakukan hal ini bukan hanya untuk menutup defisit anggaran, tapi lebih jauh lagi untuk membiayai proyek investasi yang sedang berjalan yang pada akhirnya bisa menyerap banyak tenaga kerja.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pembiayaan untuk infrastruktur

Sementara itu, Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih mengatakan, Arab Saudi dan China berencana mendirikan investment fund senilai US$ 20 miliar.

Dana tersebut akan diinvestasikan dalam beberapa sektor seperti infrastruktur, energi, tambang dan lainnya. Namun, dia tidak menyebutkan secara rinci mengenai rencana tersebut.

Sedangkan China sudah menyatakan rencananya untuk mendirikan kerja sama investasi tersebut pada negara-negara dunia di beberapa tahun terakhir, dalam rangka meningkatkan kerja sama ekonomi bilateral.

Pada Desember 2015, China menyatakan bahwa mereka akan mendirikan investment fund dengan Uni Emirat Arab senilai US$ 10 miliar.

Tonton video menarik berikut ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.