Sukses

Kemenperin Serahkan Harga Mobil Listrik ke Produsen

Pemerintah akan menyerahkan soal harga jual mobil listrik kepada masing-masing produsen.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tidak akan mengeluarkan aturan soal batasan harga jual produk mobil listrik. Hal ini mengingat biaya produksi yang dinilai akan lebih tinggi ketimbang memproduksi mobil berbahan bakar minyak (BBM).

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan, jika sudah dikembangkan di dalam negeri, pemerintah akan menyerahkan soal harga jual mobil listrik kepada masing-masing produsen. Hal tersebut agar produsen berkompetisi dalam menawarkan harga yang terjangku bagi masyarakat.

"Tidak ada (batasan harga). Tapi nanti tergantung masing-masing (produsen)," ujar dia di Jakarta, Senin (28/8/2017).

Selain itu, lanjut dia, penentuan harga juga akan disesuaikan dengan tipe dan teknologi yang digunakan. Tujuannya, agar masing-masing produsen berinovasi dalam memproduksi mobil listrik.

‎"Nanti kita lihat, dengan pengaturan tergantung tipe, ada berbagai macam tipe, nanti setara dengan horse power," ungkap dia.

Airlangga menyatakan, sejauh ini produsen mobil di dalam negeri telah menyatakan kesiapannya untuk mengembangkan mobil listrik. Namun para produsen tersebut masih menunggu regulasi pemerintah untuk memberikan kepastian investasi.

"Produsennya siap, begitu kebijakan ini kita buat. Jadi kementerian sedang melakukan exercise, begitu selesai kami akan bahas dengan Kementerian Keuangan (untuk bea masuk komponen)," tandas dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Regulasi Mobil Hybrid Listrik

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tengah menyusun regulasi pengembangan mobil dengan dua sumber energi yaitu BBM dan listrik. Pengembangan mobil ini akan menjadi batu loncatan bagi transisi ke kendaraan listrik.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengungkapkan, mobil hybrid yang akan dikembangkan di dalam negeri menggunakan teknologi terbaru. Dengan demikian, nantinya untuk pengisian listrik bisa dilakukan di rumah.

"Ada teknologi rapid charger. Seperti ponsel di-charger, jadi bisa di charger di garasi masing-masing. Dan itu long range, antara 200 km-300 km," ujar dia di Padang, Sumatera Barat, seperti ditulis Senin (28/8/2017).

Menurut dia, dengan teknologi ini, maka tidak perlu banyak membangun infrastruktur pengisian bahan bakar listrik. Dengan demikian, tidak perlu investasi yang besar untuk menyediakan infrastrukturnya.

"Sebagian teknologi menggunakan motor kecil di dalam kendaraan itu sendiri, sehingga self generating power. Jadi infrastruktur luarnya seminimal mungkin," lanjut dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.