Sukses

Harga Minyak Mentah Bervariasi Jelang Pertemuan OPEC

Menteri dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), Rusia dan produsen lain rencananya akan bertemu pada hari Jumat di Wina.

Liputan6.com, New York Harga minyak bervariasi menjelang pertemuan negara-negara produsen minyak utama di Wina. Pertemuan tersebut akan memutuskan perihal perpanjangan batas produksi yang telah membantu mengurangi pasokan minyak mentah global.

Melansir laman Reuters, harga minyak mentah AS turun 14 sen atau 0,3 persen menjadi US$ 50,55 per barel. Sementara minyak mentah berjangka Brent naik 14 sen atau 0,3 persen menjadi US$ 56,43 per barel.

Menteri dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak, Rusia dan produsen lain rencananya akan bertemu pada hari Jumat. Mereka akan membahas kemungkinan perpanjangan pasokan 1,8 juta barel minyak per hari (bpd) untuk mendukung harga dan perihal pemantauan kepatuhan pada putusan tersebut.

Sementara banyak analis memperkirakan perpanjangan kesepakatan akan terjadi di luar bulan Maret mendatang. Namun banyak juga yang mengatakan bahwa harga minyak yang meningkat cukup tinggi untuk menggoda negara-negara meningkatkan produksi mereka di luar tingkat yang telah disepakati.

"Soal kepatuhan terlihat sedikit bermasalah, jika harga naik dari level sekarang," kata John Kilduff, rekan Again Capital LLC di New York.

Kilduff mencatat bahwa harga minyak telah melonjak lebih dari 15 persen selama tiga bulan terakhir karena pemotongan produksi. Ini seiring dengan pertumbuhan permintaan energi yang kuat, telah memperketat pasar minyak mentah global. "Kurasa bukan hal yang pasti mereka memperpanjang kesepakatan di pertemuan ini," kata Kilduff.

Dia mengatakan bahwa pemangkasan output OPEC telah mendorong harga cukup untuk mendorong produksi yang lebih tinggi di tempat lain. Produksi minyak serpih AS terutama, telah mencapai hingga rekor tertingginya.

Badai di Teluk Meksiko telah mendorong persediaan minyak mentah karena beberapa kilang AS telah ditutup oleh banjir.

Produksi minyak mentah A.S. mencapai 9,51 juta bph minggu lalu, naik dari 8,78 juta barel per hari setelah Badai Harvey mencapai Teluk AS pada akhir Agustus.

"Meningkatnya produksi AS menjadi pengingat ke pasar bahwa OPEC memiliki masalah yang signifikan di tangannya dari kenaikan output minyak serpih yang terus berlanjut," tambah Modal Kilduff.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.