Sukses

Pemerintah Larang NEPI Pakai Nama SPBU Vivo

Fanshurullah melanjutkan, Nusantara Energy Plant Indonesia belum memiliki Surat Keterangan Penyalur (SKP) dari Ditjen Migas.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah meminta PT Nusantara Energi Plant Indonesia (NEPI), mengubah lambang dan nama Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang saat ini menggunakan label Vivo.

Kepala Badan Pengatur Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Fanshurullah Asa men‎gatakan, setiap penyalur dari suatu badan usaha yang memiliki izin usaha niaga umum Bahan Bakar Minyak (BBM), wajib mencantumkan logo berikut nama berdasarkan badan usaha pemilik izin usaha niaga umumnya.

"Itu berdasarkan surat keterangan penyalur yang diterbitkan kementerian ESDM melalui Direktorat Jenderal Migas," kata Fanshurullah, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Jumat (20/9/2017).

Atas dasar tersebut, menurut Fanshurullah, rencana pengoperasian SPBU dengan logo Vivo di beberapa wilayah tidak dapat dibenarkan. Seharusnya, SPBU tersebut menggunakan logo dan nama yang mencirikan Nusantara Energy Plant Indonesia.

Fanshurullah melanjutkan, Nusantara Energy Plant Indonesia belum memiliki Surat Keterangan Penyalur (SKP) dari Ditjen Migas. Perusahaan yang berinduk di Singapura tersebut ‎ memang pernah mengajukan permohononan SKP dengan nama PT. VIVO Energy SPBU Indonesia. Namun, pemerintah menolak permohonan tersebut.

"Ditjen Migas telah mengembalikan permohonan tersebut karena ketentuan dalam persyaratan belum terpenuhi‎," jelas Fanshurullah.

Berdasarkan pantauan Liputan6.com, di kawasan Cilangkap, Jakarta Timur, SPBU Vivo menggunakan warna dominan biru dan ada lambang kepala burung. SPBU ini menjual BBM dengan RON 88, 90, dan 92. Lokasi SPBU Vivo tersebut dahulu merupakan SPBU milik Pertamina, tetapi kemudian tutup dan setelah renovasi berubah nama menjadi Vivo.‎

Terdapat tiga dispenser untuk melayani kendaraan yang mengisi BBM dengan keterangan di atasnya jenis BBM, yaitu Revo 88, Revo 90, dan Revo 92. Dengan begitu, BBM itu setara kualitasnya dengan Premium, Pertalite, dan Pertamax yang dijual Pertamina.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.