Sukses

Di Korsel, Menteri Basuki Berbagi Pengalaman Atasi Bencana

Liputan6.com, Jakarta Kerjasama internasional sangat diperlukan dalam menghadapi bencana terkait air dan perubahan iklim. Hal ini penting karena kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan sangat besar, baik materi hingga lingkungan.

Demikian disampaikan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR) Basuki Hadimuljono saat memberikan sambutan dalam 10th High Level Experts and Leaders Panel on Water and Disasters (HELP) Meeting, di Gyeounju, Korea Selatan, 21 September 2017.

"Melalui pertemuan HELP ini, para ahli dari berbagai negara menyampaikan pembelajaran dari kesuksesan maupun kegagalan dalam penanganan bencana. Tidak hanya berhenti di situ, kami mendorong rencana aksi yang bisa digunakan negara-negara lainnya untuk membangun ketangguhan bencana. Terlebih untuk menjamin pembangunan berkelanjutan dan pencegahan semakin bertambahnya kemiskinan akibat bencana," kata dia dalam keterangan tertulis.

Menurut Basuki, langkah preventif harus dikedepankan dibandingkan aspek rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana. Pertemuan ini menekankan pentingnya pengurangan risiko sebelum terjadinya bencana.

Dia mengatakan, Kementerian PU-PR sendiri mendapat mandat untuk membangun infrastruktur. Bersamaan dengan itu, seluruh infrastuktur yang dibangun Kementerian PU-PR diupayakan menjadi infrastruktur tangguh.

"Kita tidak ingin menyaksikan hilangnya nyawa manusia berikut aset sosial ekonomi masyarakat, termasuk infrastruktur yang susah payah kita bangun, hancur karena kita kurang memperhatikan aspek kebencanaan," lanjut Basuki.

Lebih lanjut, dia mengatakan, kemampuan setiap negara berbeda dalam menghadapi bencana. Beberapa negara dapat mengantisipasi bencana dan melakukan rekonstruksi pasca bencana lebih cepat dan lebih baik. Namun tidak mungkin membiarkan suatu negara menghadapi bencana sendiri sehingga diperlukan kerjasama dalam penanggulangan bencana.

Berkaca dari pengalaman di Indonesia, masyarakat miskin merupakan kelompok yang paling rentan menerima dampak bencana. Hal ini menjadikannya sebagai target utama membangun ketahanan terhadap bencana.

Selain itu, dia menambahkan, manajemen bencana juga menjadi tanggung jawab para akademisi perguruan tinggi dan sektor swasta. Beberapa universitas terkemuka seperti Universitas Gajah Mada dan ITB telah terlibat aktif dalam pengurangan resiko bencana. Para stakeholder di Indonesia harus memperkuat kerjasama dalam merumuskan regulasi dan langkah operasionalnya, termasuk skema pendanaan yang efektif.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini