Sukses

Jonan Tak Ingin PLTU di Jawa Bertambah, Ini Tanggapan PLN

PT PLN (Persero) tetap melanjutkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Pulau Jawa.

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) tetap melanjutkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Pulau Jawa, meski Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan tidak ingin ada penambahan pembangkit yang menggunakan energi batu bara di Jawa.

Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengatakan, PLN telah memiliki rencana pembangunan PLTU sampai 2023. Sedangkan keinginan Jonan tidak ada tambahan PLTU di Jawa diberlakukan pada 2024.

"PLTU ini kan jadi terus nih sampai 2023 nih, kalau RUPTL kan 2019 - 2024. Maksud pak Jonan sampai 2024 itu tidak ada lagi tambahan. PPA baru tidak ada," kata Sofyan, saat menghadiri Pekan Pertambangan dan Energi 2017, di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (26/9/2017).

Menurut Sofyan, untuk PLTU yang pembangunannya sudah masuk dalam perencanaan, prosesnya akan tetap dilanjutkan. Sedangkan keinginan Jonan tersebut akan dicantumkan dalam ‎Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) periode berikutnya.

"Tetap jalan (yang sudah dalam rencana), yang baru buat RUPTL ke depan, 2024 maju ke depan," tutur Sofyan.

Setelah tidak ada tambahan PLTU pasca 2024, PLN akan lebih fokus pada pengembangan pembangkit berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) ‎di Pulau Jawa.

"Kita fokus di EBT. di Jawa Khususnya. Kan sudah murah ya, kita pingin Cirata 200 Mega Watt (MW) PLTS. Mau bikin angin di Sukabumi selatan 150 MW," tuturnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Keinginan Jonan

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan tidak ingin pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Pulau Jawa. Ia ingin agar pembangunan PLTU dilakukan di luar Jawa. Hal tersebut untuk mengoptimalkan kebijakan penggunaan energi sesuai dengan potensi yang ada di wilayah.

Jonan mengatakan, dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2018 yang masih dirancang, akan ditetapkan pembangunan pembangkit listrik sesuai dengan potensi energi yang ada di wilayah masing-masing.

Pembangunan pembangkit juga dilakukan dekat sumber energi, hal ini untuk mengurangi biaya, sehingga listriknya jauh lebih murah.

"Untuk pulau ada sumber gasnya kita bangun PLTG disumur gasnya agar tidak perlu membangun pipa sehingga harganya murah. Untuk pulau ada tambang batubara bangun pembangkit di mulut tambang," kata Jonan.

‎Dengan diterapkannya kebijaan tersebut, kedepannya Jonan tidak mau ada PLTU yang menggunakan bahan bakar batu bara dibangun di Pulau Jawa. Pasalnya, Jawa tidak memiki tambang batu bara.

"Saya tidak mau PLTU bertambah di Jawa, kita ini (Jawa) pengguna PLTU terbesar, penduduknya juga besar," ujarnya.

Menurut Jonan, untuk nasib PLTU yang pembangunannya sudah masuk rencana, akan tetap diperbolehkan. Tetapi dia tetap mendorong pembangunan pembangkit di Jawa menggunakan ‎energi yang sesuai dengan potensinya, salah satunya adalah energi gas.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.