Sukses

Kata Sri Mulyani soal Daya Saing RI Naik 5 Peringkat

Indonesia mengalami kenaikan dari peringkat 41 menjadi 36 dalam Daftar Daya Saing Global 2017.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia mengalami kenaikan dari peringkat 41 menjadi 36 dalam Daftar Daya Saing Global 2017. Hal tersebut dirilis oleh World Economic Forum bertajuk Global Competitiveness Report.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, kenaikan peringkat Indonesia ini menggambarkan Indonesia ‎merupakan negara yang menarik untuk berinvestasi. Hal ini penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.

"Kenapa WEF mengatakan Indonesia daya saingnya maju lagi dari 41 jadi 36 itu penting. Karena itu menggambarkan Indonesia memiliki daya atraksi untuk berinvestasi, dan itu penting. Karena itu menandakan bahwa the capital will come to the economy," ujar dia di‎ Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Jumat (29/9/2017).

Dengan kenaikan peringkat daya saing tersebut, diharapkan mampu meyakinkan para investor untuk lebih banyak berinvestasi di Indonesia.

"Karena investasi mengharapkan return. Meski investasi dilakukan oleh pemerintah itu bukan berarti kita membuang uang. Tapi dia mengharapkan return. Pemerintah beda dengan korporasi. Saat pemerintah melalukan investasi, return yang diharapkan adalah ekonomi dan sosial return yang jauh lebih besar," kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Daya Saing RI Naik

Diberitakan sebelumnya, Indonesia sukses mencatatkan prestasi di Daftar Daya Saing Global 2017 yang dirilis oleh World Economic Forum (WEF). Dalam daftar yang bertajuk Global Competitiveness Report tersebut, Indonesia mampu naik lima peringkat dari tahun lalu ke ranking 36.

Indonesia dinilai mampu memperbaiki performanya dalam semua pilar penilaian. WEF bahkan memberi penghargaan pada Indonesia sebagai negara Asia Pasifik dengan perbaikan terbaik selama satu tahun terakhir.

"Dari 17 negara Asia Timur dan Pasifik, 13 diantaranya bisa meningkatkan penilaian mereka secara keseluruhan. Indonesia dan Brunei Darussalam mencatatkan langkah terbesar selama satu tahun terakhir," tulis WEF dalam laporannya dilansir dari weforum.org, Kamis 28 September 2017.

Kenaikan posisi Indonesia di daftar bergengsi ini didorong dari ukuran pasar perekonomian yang besar. Indonesia menduduki peringkat 9 secara global dalam hal ukuran pasar.

Selain itu, kondisi makro ekonomi Indonesia juga dinilai kuat dengan berada di peringkat 26 secara global. Dalam hal inovasi dan kecanggihan bisnis, RI didapuk sebagai inovator teratas di antara negara berkembang lain di dunia.

"Indonesia berada di peringkat 31 dan 32 dalam inovasi dan kecanggihan bisnis," tulis WEF.

Meski demikian ada beberapa hal yang masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah. Negara ini dinilai cukup jauh tertinggal dalam hal kesiapan teknologi.

Kemajuan yang signifikan juga dibutuhkan dalam sektor efisiensi pasar tenaga kerja. Indonesia dianggap masih terbebani dengan biaya redundansi yang berlebihan, fleksibilitas penguasaan upah yang terbatas serta kurangnya keterlibatan wanita dalam tenaga kerja.

Survei yang dikeluarkan oleh World Economic Forum tersebut dirilis satu tahun sekali dan memperlihatkan kompetensi suatu negara dalam bidang perekonomian.

WEF mengukur tingkat kompetensi perekonomian dari data dari beberapa pilar penilaian. Kondisi makro ekonomi, infrastruktur, kesehatan, pendidikan hingga kondisi tenaga kerja menjadi faktor yang diukur dalam laporan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.