Sukses

Jadi Tuan Rumah Pertemuan IMF-Bank Dunia, RI Siapkan Rp 810 M

Anggaran pertemuan IMF-Bank Dunia yang akan diselenggarakan di Bali tersebut jauh lebih kecil, dibandingkan negara lain.

Liputan6.com, Jakarta Indonesia akan menjadi tuan rumah pertemuan tahunan lembaga dana moneter internasional dan Bank Dunia (Annual Meeting IMF-Word Bank) di 2018. Pemerintah menyiapkan anggaran hingga Rp 810 miliar untuk menggelar perhelatan internasional yang rencananya berlangsung di Bali tersebut.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, pertemuan tersebut‎ membutuhkan dana Rp 810 miliar, dengan rincian asal dana dari Kementerian Keuangan sebesar Rp 672 miliar dan Bank Indonesia Rp 137 miliar.

‎"Penyelenggaran annual meeting yang dikoordinasikan dengan panitia nasional di bawah Menko Luhut. Namun, pos anggaran ada di kemenkeu, di setjen sebesar Rp 672,59 miliar," kata Sri Mulyani, saat rapat dengan Komisi XI DPR, di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (4/10/2017).

Sri Mulyani mengungkapkan, dana tersebut dialokasikan untuk menyediakan berbagai kebutuhan fasilitas. Mulai dari kesiapan ruang rapat, peralatan perkantoran, dan infrastruktur teknologi informasi, serta sarana penunjang lainnya.

"Ini semuanya vendor dalam negeri, yang dapat kerjaan perusahaan dalam negeri, dan berbagai macam barang yang dibeli bisa dipakai atau dihibahkan. Untuk kesekretariatan dan IT infrastruktur ini masuk tiga besar, namun sama seperti host country reception dan IT infrastructure. Dan yang terakhir untuk komunikasi, branding, dan media," papar Sri Mulyani.

Menu‎rut Sri Mulyani, anggaran pertemuan tingkat internasional yang akan diselenggarakan di Bali tersebut jauh lebih kecil, dibandingkan penyelenggaraan acara serupa di negara lain.

Dia mencontohkan, seperti Singapura ketika menjadi tuan rumah pada 2006, menggelontorkan dana hingga Rp 994,4 miliar‎. Kemudian Turki, yang menjadi tuan rumah acara pada 2009 menghabiskan dana Rp 1,25 triliun.

Selain itu, Jepang mengeluarkan dana cukup besar hingga Rp 1,1 triliun dan Peru mencapai Rp 2,29 triliun. ‎"Kalau dibanding Indonesia, ini dua kali lipat. Ini baru construction cost-nya, penyelenggarannya pasti ada yang belum ter-capture di sini," tutup Sri Mulyani.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini